Dinasti-dinasti yang berkuasa pada
masa Cina kuno.
Dinasti Shang (1766-1122 SM)
Dengan
masuknya Dinasti Shang menandai masuknya China ke zaman sejarah. Pada awalnya
Shang adalah nama sebuah suku yang mendiami salah satu bagian sungai Huang he
dan merupakan bawahan dari dinasti Xia. Kaisar Tang yang merupakan pendiri
dinasti Shang adalah keturunan ke-14 dari Xia. Sebelum menumbangkan
Dinasti Xia, Tang adalah seorang Fan bo atau raja bawahan dinasti Xia. Setelah
menggulingkan dinasti Xia, Tang mendirikan dinasti Shang, serta menjadikan Bo
sebagai ibukotanya. Tang mempelajari kesalahan pendahulunya, sehingga tidak
memperlakukan rakyatnya secara semena-mena, serta banyak mempekerjakan menteri
baik dan bijaksana. Oleh karena itu pada masa pemerintahanya terjadi kemajuan
yang pesat.
a.
Perkembangan Seni, Teknologi, dan Sosial Budaya
Peninggalan
utama Dinasti Shang adalah apa yang disebut dengan tulang-tulang ramalan, yaitu
tulisan pada tulang dan tempurung kura-kura. Pada masa dinasti Shang tulang-tulang
itu digunakan untuk meramal dan menanyakan pada para dewa serta roh nenek
moyang. Tulang-tulang itu dibakar setelah pertanyaan di tuliskan di atasnya dan
orang pada zaman itu percaya jawabanya ditafsirkan dari retakan tulang
tersebut.
Kemajuan
Dinasti Shang yang adalah dalam bidang peternakan dan pertanian yaitu mereka
telah mengembangkan teknologi tinggi dalam menanam jewawut, gandum dan jelai.
masyarakat Shang juga telah mengembangbiakan ulat sutera, babi, anjing, domba,
dan sapi. Berdasarkan hasil penggalian, ditemukan betapa majunya dinasti Shang
dalam membuat barang-barang dari perunggu, seperti bejana dan senjata.
Pada
masa Dinasti Shang berkembanglah sistem perbudakan, di mana kaum bangsawan
hidup dalam kemewahan, sementara kaum budak hidup dalam kondisi yang sangat
buruk. Setelah pemilik budak meninggal, maka budak-budaknya juga dikubur
hidup-hidup sebagai korban bersama-sama dengan persembahan berupa hewan. Ada
beberapa hal yang perlu dijelaskan di sini. Para budak, tidak seperti halnya perbudakan
di Tibet, Amerika atau tempat lainnya, perbudakan yang terjadi adalah seseorang
menjual dirinya kepada seorang majikan sebagai pelayan seumur hidup, jadi
mereka diperlakukan sebagai pelayan secara manusiawi dan mengganti marga mereka
sesuai dengan majikannya. pengertian dikubur hidup-hidup harus dijelaskan bahwa
yang bersangkutan ikut dikubur sebagai pelayan, tidak langsung mati saat
dikubur, kuburan orang kaya di Tiongkok besar sekali ukurannya, bisa sebesar
rumah bahkan lebih dalamnya, jadi para pelayan itu ikut masuk di dalam kuburan
dan duduk di ruangan pelayan, dan disediakan lampu minyak sebagai penerangan
dan makanan serta minuman untuk beberapa saat, kalau makanan dan minumannya
habis baru mereka mati.
Dinasti Zhou (1066 SM - 221 SM)
Dinasti Zhou (1066 SM - 221 SM)
Dinasti
Zhou adalah dinasti terakhir sebelum Cina resmi
disatukan di bawah Dinasti Qin. Dinasti
Zhou adalah dinasti yang bertahan paling lama dibandingkan dengan dinasti
lainnya dalam sejarah Cina, dan penggunaan besi mulai diperkenalkan di Cina
mulai zaman ini. Sesuai tradisi feodal Cina, para penguasa Zhou
mengantikan Dinasti Shang (Yin)
dan mengesahkan aturan yang menetapkan mereka sebagai mandat
langit, dimana para penguasa memerintah atas mandat dari langit.
Bila mandat dari langit dicabut, rakyat berhak menggulingkan penguasa tadi.
Perintah langit ditetapkan oleh asumsi nenek moyang Zhou, Tian-Huang-Shangdi,
berada di atas nenek moyang Shang, Shangdi. Doktrin ini menjelaskan dan membenarkan
kekalahanDinasti Xia dan Shang, dan pada waktu yang
sama mendukung hak kekuasaan para penguasa sekarang dan masa depan.
Dinasti Zhou didirikan oleh keluarga Ji (姬) beribukota di Hao (鎬, sekarang di sekitar Xi'an), meneruskan corak budaya dan bahasa dari
dinasti sebelumnya, ekspansi Zhou pada awalnya adalah melalui penaklukan.
Secara berangsur-angsur Zhou memperluas budaya Shang sampai ke wilayah
utara Sungai Panjang.
Pada
awalnya keluarga Ji mengendalikan negara Zhou secara terpusat. Pada
tahun 771 SM, setelah Raja You (周幽王) menggantikan ratunya dengan Selir Baosi, ibukota diserang
oleh kekuatan gabungan dari ayah ratu, pangeran Shen yang bersekutu dengan
suku-suku asing. Kemudian, putra sang ratu, Ji Yijiu (姬宜臼) dinaikkan menduduki tahta sebagai
raja baru oleh para bangsawan dari negara Zheng, Lü, Qin dan pangeran Shen.
Ibukota negara kemudian terpaksa dipindahkan ke sebelah timur di tahun 722 SM,
tepatnya ke Luoyang di propinsi Henan sekarang.
Pembagian Dinasti Zhou Barat dan Zhou Timur[
Oleh
karena pemindahan ibukota ini, para sejarahwan kemudian membagi Dinasti Zhou
menjadi Dinasti
Zhou Barat (西周)
dari akhir abad ke-10 SM sampai dengan tahun 771 SM, serta Dinasti
Zhou Timur (東周)
dari tahun 770 SM sampai dengan tahun 221 SM. Tahun permulaan Zhou Barat tetap
masih dalam perdebatan, antara – tahun 1122 SM, tahun 1027 SM atau tahun lain
dalam ratusan tahun dari akhir abad ke-12 SM. Pada umumnya, sejarawan Cina
menetapkan tahun 841 SM sebagai tahun awal mula dari tahun pemerintahan Dinasti
Zhou dalam sejarah Cina.
Berdasarkan sejarahwan Cina
terkenal, Sima Qian di dalam
karya tulisnya Catatan Sejarah Agung,
Zhou Timur dibagi lagi dalam dua zaman yaitu Zaman Musim Semi
dan Gugur dan Zaman
Negara-negara Berperang.
Kemunduran
Setelah
perpecahan di pusat kekuasaan, pemerintah Zhou makin lemah dalam menjalankan
pemerintahan. Setelah Raja Ping (周平王), raja-raja Zhou yang kemudian berkuasa tidak memiliki
kekuasaan yang nyata karena kekuasaan sebenarnya ada di tangan para bangsawan
yang kuat. Mendekati penghujung Dinasti Zhou, para bangsawan tidak meletakkan
lagi eksistensi keluarga Ji sebagai simbol pemersatu kerajaan dan masing-masing
mengangkat diri mereka sendiri sebagai raja. Dinasti Zhou pecah menjadi
beberapa negara kecil-kecil yang bertempur satu sama lainnya. Zaman ini
kemudian terkenal sebagai Zaman Negara-negara Berperang, di mana kemudian
diakhiri dengan penyatuan Cina di bawah Dinasti Qin.
Pertanian
Pertanian
di Dinasti Zhou sangat intensif dan dalam banyak kesempatan diarahkan langsung
oleh pemerintah. Semua tanah pertanian dimiliki oleh para bangsawan, yang
kemudian memberikan tanah mereka kepada budak mereka. Sebagai contoh, suatu
lahan dibagi menjadi sembilan bujur sangkar dalam ukuran jing (巾), dengan hasil gandum dari pertengahan bujur sangkar
diambil oleh pemerintah dan sisanya disimpan oleh petani. Dengan cara ini,
pemerintah bisa menyimpan surplus makanan dan mendistribusikan kembali pada
waktu kelaparan atau panen tidak baik. Beberapa sektor manufactur penting
selama periode ini termasuk kerajinan perunggu, yang di integralkan dalam
pembuatan senjata dan perkakas pertanian. Sekali lagi, industri ini dikuasai
oleh bangsawan yang mengarahkan material produksi.
Dinasti Chin (221-27 SM)
Tiga puluh tahun setelah Dinasti Chou
berakhir, negara vassal Chin di bawah pimpinan Cheng berhasil menaklukkan 6
negara vassal yang lain, dan selanjutnya mendirikan Dinasti Chin. Setelah
berkuasa, Cheng menggunakan gelar Shih Huang Ti. Raja Cheng menganggap dirinya
lebih kuat dari Tiga Raja dan Lima Kaisar. Untuk menunjukkan kebijaksanaan dan
kepandaiannya ia menggunakan gelar Huang Ti, dalam gelar ini terhimpun gelar
Tiga Raja dan Lima Kaisar tersebut. Sebutan Huang Ti pada umumnya sama dengan
Kaisar.
Dinasti Chin penting dalam Sejarah Cina
karena dinasti inilah yang berhasil mencetuskan sistem pemerintahan kekaisaran
yang dapat berlangsung sampai awal abad ke-20. Di bawah pemerintahan Shih Huang
Ti, seluruh wilayah Cina berhasil dipersatukan.
Shih Huang Ti memegang pemerintahan
sejak usia 13 tahun. Salah satu keberhasilannya adalah ia dapat mempersatukan
seluruh Cina. Keberhasilan Shih Huang Ti ini dipengaruhi oleh wilayah Dinasti
Chin yang terletak di antara Shensi dan Kansu, letak ini memungkinkan Dinasti
Chin mudah menyerang tetapi sulit untuk diserang. Selain itu karena ia
mempunyai banyak ahli tata negara yang pandai seperti Hertog Mu dan Hertog
Hsiao.
Dinasti Chin dibangun di atas konsepsi
ajaran golongan legalitas di bawah pimpinan Perdana Menteri Shang Yang,
sehingga Kerajaan Chin menjadi kuat. Pada 214 SM, Dinasti Chin berhasil
mengadakan ekspansi ke Chekiang, Fukien, dan Kwangtung sampai Sungai Merah di
Indocina. Kemudian pada 215 SM, ekspansi dilanjutkan ke daerah Hunan, Szechuan,
Kwelchow, bahkan sampai ke Korea.
Penasehat utama Kaisar Shih Huang Ti
adalah Li Ssu, murid dari Shun Tze. Yang diingat Li Ssu dari ajaran gurunya,
hanyalah bagian yang menyatakan bahwa sifat manusia pada dasarnya buruk dan ia
berharap untuk memperbaiki sifat tersebut dengan memberikan hukuman-hukuman
yang berat.
Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh
Shih Huang Ti:
1.
Membangun Tembok Besar yang terkenal dengan nama The Great Wall, Tembok Raksasa
atau Wan Li Chang Cheng untuk menahan serangan bangsa barbar (bangsa Hsiung
Nu). Panjang tembok ini kurang lebih 10.000 li atau 6.450 km. Tembok ini
dibangun memanjang dari barat daya yaitu dari wilayah Kansu, melintasi Sunga
Hoang Ho dan masuk wilayah Mongolia Dalam, menembus ke arah selatan ke Shensi
dan Hopei dan membelok ke arah timur sampai ke Teluk Liaotung di Lautan
Pasifik.
2.
Menghapuskan feodalisme dan membentuk pemerintahan yang bersifat sentralisasi.
3.
Mengadakan pembakaran terhadap buku-buku kuno karya Kung Fu Tze kecuali buku
tentang pertanian, pengobatan, dan ramalan.
4.
Penyeragaman tulisan di Cina.
5.
Penyeragaman ukuran, timbangan, perkakas pertanian, ukuran roda dan sebagainya.
6.
Membangun jalan raya, jembatan, dan saluran air.
7.
Benteng-benteng yang tidak digunakan di daerah dimusnahkan agar tidak terjadi
pemberontakan.
Pada 210 SM Shih Huang Ti meninggal
dunia. Ia meninggal dalam perjalanan. Meninggalnya kaisar dirahasiakan selama
rombongan belum sampai di istana, karena dikhawatirkan akan timbul
pemberontakan akibat masa pemerintahannya yang penuh kekejaman. Untuk
mengelabui masyarakat, seorang hamba istana didudukkan di kereta tertutup yang
memuat peti jenazah kaisar, selama perjalanan ia berlaku sebagai Shih Huang Ti
dengan memberikan jawaban atas laporan para opsir.
Sebelum Shih Huang Ti meninggal, ia
telah menulis surat yang mengangkat Fu Ssu, puta sulungnya sebagai
penggantinya. Namun, pada saat itu timbul komplotan yang terdiri dari Li Ssu
(penasehat utama Shih Huang Ti) dan Chao Kao yang membuat surat palsu. Surat
palsu tersebut ditujukan kepada Fu Ssu, agar ia bunuh diri. Selanjutnya
komplotan ini mengumumkan sabda kaisar palsu, yang mengangkat Hu Hai, putra
kedua kaisar sebagai pengganti Shih Huang Ti. Hu Hai memegang pemerintahan
dengan gelar Erl Shih Huang Ti yang berarti kaisar kedua. Pemakaian gelar
tersebut sebenarnya didasarkan atas perintah Shih Huang Ti yang ingin melihat
sejarah Cina dimulai dari kejayaannya sebagai kaisar pertama. Kemudian
dilanjutkan anaknya sebagai kaisar kedua, cucunya sebagai kaisar ketiga, dan
seterusnya.
Dalam hal pembawaan dan kesombongan,
Erl Shih Huang Ti mempunyai kemiripan dengan ayahnya. Namun, ia tidak cakap
dalam hal pemerintahan, bahkan ada di bawah pengaruh komplotan Chao Kao dan Li
Ssu. Akhirnya timbul kekacauan di Istana akibat pemalsuan Surat wasiat. Chao
Kao membunuh pembantu-pembantu Shih Huang Ti seperti Meng Tien dan Li Ssu.
Bersamaan dengan kekacauan ini, muncul pemberontakan yang dipimpin Chen She.
Latar Belakang dari pemberontakan ini adalah rombongan mereka datang terlambat
untuk membuat tembok di daerah utara. Padahal ada sanksi, siapa yang datang
terlambat akan dijatuhi hukuman. Sebelum hukuman dijatuhkan rombongan ini
memutuskan untuk memberontak terlebih dahulu. Pemberontakan ini akhirnya dapat
diredam.
Pada 207 SM Erl Shih Huang Ti dibunuh
oleh Chao Kao. Sebagai penggantinya diangkatlah cucu Shih Huang Ti yaitu Tze
Ying. Tze Ying mengetahui perbuatan Chao Kao yang keji, ia akhirnya memutuskan
untuk membunuh Chao Kao beserta keluarganya. Situasi kerajaan semakin bertambah
kacau karena hal ini. Kekacauan ini dimanfaatkan oleh pemberontak untuk merebut
tahta kerajaan.
Pemberontakan di bawah pimpinan Hsiang
Yu berhasil memasuki istana dan membunuh Tze Ying. Dengan meninggalnya Tze
Ying, maka berakhirlah Dinasti Chin yang hanya bertahan selama 15 tahun setelah
Shih Huang Ti meninggal.
Dinasti
TanG
Dinasti Tang (618 - 907) adalah satu
dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Dinasti Tang menggantikan Dinasti Sui yang
berumur pendek, didirikan oleh keluarga Li. Li Yuanmendirikan dinasti ini
pada tahun 618 dan menetapkan Chang'an sebagai ibukota dinasti ini. Di
tengah masa kejayaan dinasti ini, ada masa 15 tahun di mana Kaisar Wu Zetian memaklumatkan Dinasti Zhou kedua. Kaisar Wu Zetian merupakan kaisar wanita satu-satunya di dalam sejarah
kekaisaran Cina.
Nama Tang sendiri berasal dari nama kuno
daerah Jin yang sekarang menunjuk kepada provinsi Shanxi.
Setelah Dinasti Tang berdiri keadaan
tidaklah langsung aman. Selama kurang lebih enam tahun kekacauan yang
diakibatkan oleh pertikaian antar berbagai fraksipun berkecamuk. Li Yuan dengan
dibantu puteranya Li Shimin berjuang keras untuk memulihkan perdamaian. Usaha
ini akhirnya berhasil dan meletakkan dasar bagi kestabilan politik di sepanjang
sejarah Dinasti Tang.
Pada
masa kekuasaan Taizong hubungan antara timur dan barat makin terbuka dan
Chang-an, ibu kota Dinasti Tang menjadi kota terbesar dan termegah pada
jamannya. Salah satu prestasi terkenal pada masa kini adalah perjalanan Bhikshu
Xuanzang (kembali ke Chang-an pada tahun 645) untuk mengambil kitab suci Tripitaka
di India, dimana perjalanan ini mengandung semangat penjelajahan yang baru
menghinggapi bangsa barat sekitar 600 tahun kemudian. Rute perjalanannya mirip
dengan rute Marcopolo, sehingga Xuanzang terkadang disebut sebagai Marcopolonya
Tiongkok.
Pengganti
Taizong adalah kaisar-kaisar lemah. Berturut-turut Tiongkok diperintah oleh
Gaozong (649 – 683), Zhongzong (684; 705 – 710), dan Ruizong (684 – 690; 710 –
712). Kaisar Gaozong adalah seorang yang lemah secara fisik, sehingga akhirnya
sedikit demi sedikit kekuasaan jatuh pada selir kesayanganya yang ambisius,
bernama Wu Zetian (690 – 705). Ketika Gaozong terkena stroke pada tahun 660 dan
mengalami kebutaan serta kelumpuhan, Wu mulai bertindak atas nama suaminya di
dalam memegang kekuasaan kenegaraan.
Setelah
kematian suaminya, Wu mengangkat berturut-turut dua orang kaisar, yakni
Zhongzong dan Ruizong sebagai kaisar boneka, sebelum akhirnya pada tahun 690,
ia mengangkat dirinya sendiri sebagai kaisar dan menyebut Dinastinya dengan
nama Zhou. Namun sayang sekali Wu lupa diri dan melakukan tindakan yang
bertentangan dengan moralitas di istananya. Penyuapan dan korupsi marak di
mana-mana, sehingga sang kaisar wanitapun kehilangan simpati rakyat. Pada tahun
705 setelah gagal menyelamatkan kekasih-kekasihnya dari pembunuhan oleh
pengawal istana yang marah, Ratu Wu turun tahta. Kaisar Zhongzong dan Ruizong
naik tahta kembali, sehingga dengan demikian Dinasti Tang bangkit kembali.
Dinasti
Han
Dinasti Han terbagi menjadi Dinasti Han
Barat dan Dinasti Han Timur. Zaman Dinasti Han Barat dimulai dari tahun 206
Sebelum Masehi dan berakhir pada tahun 8 Masehi. Liu Bang, yang lazim disebut
sebagai Han Gaozu adalah kaisar pertama Dinasti Han dengan Chang’an sebagai
ibukotanya.
Selama 7 tahun berkuasanya, Kaisar Han
Gaozu meningkatkan penguasaan sentralisasi pemerintah dan menjalankan
serentetan kebijakan politik “pemberdayaan rakyat” sehingga kekuasaan negara
menjadi lebih kokoh. Pada tahun 159 Sebelum Masehi, Kaisar Han Gaozu meninggal
dan Kaisar Huidi naik takhta. Namun pada saat itu, kekuasaan sebenarnya
dipegang oleh Permaisuri Lu Zhi yang berturut-turut berkuasa selama 16 tahun.
Dengan demikian, ia juga menjadi salah seorang penguasa wanita yang jumlahnya
tidak banyak dalam sejarah Tiongkok. Tahun 183 Sebelum Masehi, Kaisar Wendi
naik takhta. Selama berkuasanya Kaisar Wendi dan kemudian Kaisar Jingdi, yaitu
putranya antara tahun 156 Sebelum Masehi dan tahun 143 Sebelum Masehi mereka
terus menjalankan kebijakan “pemberdayaan rakyat”, meringankan pajak yang
sangat membebani rakyat sehingga ekonomi Imperium Dinasti Han berkembang
makmur. Masa itu dipuji oleh sejarawan sebagai Zaman Wendi dan Jingdi Yang
Ulung.
Melalui pemulihan ekonomi pada Zaman Wendi
dan Jingdi Yang Ulung itu, kekuatan negara Dinasti Han berangsur-angsur menjadi
perkasa. Pada tahun 141 sebelum Masehi, Kaisar Wudi naik takhta. Selama
berkuasanya, ia mengirim Jenderal Wei Qing dan Jenderal Huo Qubing memimpin
pasukan menangkis serangan pasukan Xiongnu, suku penggembala di bagian utara
Tiongkok. Keberhasilan militer kedua jenderal itu memperluas lingkungan
penguasaan Dinasti Han Barat dan menjamin perkembangan ekonomi dan kebudayaan
bagian utara wilayah kekuasaan Dinasti Han. Kaisar Wudi pada masa usia
lanjutnya menghentikan peperangan dan mengalihkan perhatiannya pada
pengembangan pertanian sehingga ekonomi Dinasti Han Barat terus berkembang.
Setelah itu, Kaisar Zhaodi naik takhta, kemudian terus berusaha mengembangkan
ekonomi dan berkat upayanya itu, Dinasti Han memasuki masa emasnya.
Berkat pelaksanaan kebijakan “pemberdayaan
rakyat” selama 38 tahun pada masa berkuasanya Kaisar Zhaodi dan Kaisar Xuandi,
kekuatan negara Dinasti Han meningkat, namun bersamaan itu, kekuatan daerah
juga meningkat pada waktu yang sama dan sangat mempengaruhi kekuasaan Imperium
Dinasti Han. Pada tahun 8 Masehi, seorang bernama Wang Mang merebut kekuasaan
dan mengubah nama negara menjadi Xin, berarti berakhirnya kekuasaan Dinasti
Barat dalam sejarah.
Dinasti Han Barat adalah salah satu
imperium paling kuat dalam sejarah Tiongkok. Selama berkuasanya Dinasti Han
Barat, berkat pelaksanaan kebijakan “pemberdayaan rakyat” yang dimaksudkan
untuk mengembangkan ekonomi, kehidupan rakyat stabil dan tenteram, ekonominya
pun makmur. Dengan demikian pemerintahan Dinasti Han berjalan lancar dan stabil.
Yang patut disebut ialah, Kaisar Wudi yang mulai berkuasa pada tahun 141
menerima usul Menteri Dong Zhongshu yang berisi “melarang segala aliran pikiran
kecuali aliran Ru”. Sejak itu, Ajaran Ru menjadi teori penyelenggaraan negara
yang selalu ditaati oleh berbagai dinasti pada hari kemudian.
Berkat kestabilan politik dan ekonomi,
industri kerajinan tangan, perdagangan, kesenian humaniora dan ilmu pengetahuan
alam semuanya mengalami perkembangan pesat. Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, efisiensi produksi industri kerajinan tangan dengan metalurgi dan
tekstil sebagai tulang punggungnya sangat ditingkatkan. Perkembangan industri
kerajinan tangan juga memakmurkan perdagangan dan pada akhirnya terbukalah
Jalan Sutra yang menjembatani pertukaran diplomatik dan perdagangan antara
Dinasti Han dan negara-negara Asia Barat.
Dinasti Han Timur yang didirikan Liu Xiu,
yaitu Kaisar Guangwu dimulai dari tahun 25 Masehi dan berakhir pada tahun 220
Masehi.
Pada tahun 25, Liu Xiu mengalahkan Wang
Mang yang menggulingkan kekuasaan Han Barat untuk merebut kembali kekuasaan dan
tetap menerapkan Han sebagai nama negara, tapi memindahkan ibukota dari
Chang’an ke Luoyang Tiongkok Tengah. Pada tahun kedua berkuasanya, Kaisar
Guangwu memerintahkan mengadakan reformasi terhadap kebijakan lama yang
dijalankan oleh Wang Mang dengan membenahi tata tertib politik dan menciptakan
enam jabatan Shangshu untuk menangani urusan negara. Sampai pada pertengahan
abad kesatu Masehi, Dinasti Han Timur berangsur-angsur pulih kembali dan menjadi
makmur seperti masa lalu berkat penyelenggaraan pemerintahan oleh tiga kaisar
berturut-turut. Masa itu dipuji orang kemudian sebagai “pemulihan Kaisar
Guangwu”.
Pada awal Dinasti Han
Timur, berkat peningkatan lebih lanjut kekuasaan dan harmonisnya pemerintahan
pusat dengan kekuatan lokal, negara semakin stabil dan mencapai taraf yang
lebih tinggi daripada Dinasti Han Barat di bidang ekonomi, kebudayaan dan ilmu
pengetahuan. Pada tahun 105, seorang bernama Cai Lun menciptakan teknologi
pembuatan kertas, suatu penemuan yang mengakhiri sejarah pemakaian kepingan
bambu sebagai alat catatan. Sampai sekarang, teknologi pembuatan kertas masih
sering disebut-sebut sebagai salah satu dari empat penemuan besar dalam sejarah
Tiongkok. Di bidang ilmu pengetahuan, kalangan keilmuan Dinasti Han Timur
dengan Zhang Heng sebagai wakilnya mencetak hasil yang sangat mengagumkan.
Zhang Heng diperingati dalam sejarah karena penemuan globe dan alat pencatat dan
pengukur gempa bumi. Selain itu, dokter terkenal dalam sejarah, Hua Tuo yang
hidup pada masa akhir Dinasti Han Timur adalah dokter ahli bedah pertama yang
melakukan pembedahan terhadap seorang pasien dengan menggunakan teknik
pembiusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar