JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3
MERANCANG PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI
DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD)
UNTUK SEKOLAH DASAR
Disusun Oleh :
Nama : Mohammad Deri Juniko, S.Pd
No. UKG : 202300282696
Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
PESERTA PPG DALAM JABATAN GURU TERTENTU TAHAP II
LPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN 2025
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan dasar merupakan pondasi penting bagi perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Namun, di kelas nyata, guru menghadapi keragaman kemampuan, minat, latar belakang, dan gaya belajar. Jika pembelajaran disajikan secara seragam, sebagian siswa mungkin tertinggal, sementara yang lain merasa tidak tertantang. Kurikulum Merdeka dan paradigma pembelajaran abad ke-21 mendorong guru untuk mengakomodasi keberagaman siswa melalui pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan mengedepankan pengembangan kompetensi dan karakter.
Pendekatan pembelajaran terdiferensiasi yang diperkenalkan Carol Ann Tomlinson menjadi relevan karena memungkinkan guru menyesuaikan proses pembelajaran agar semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil. Mengaitkan pembelajaran terdiferensiasi dengan Understanding by Design (UbD) berarti menyatukan dua kekuatan yaitu fleksibilitas dalam pelaksanaan pembelajaran dan ketegasan dalam perencanaan. Inilah yang membuat pendekatan ini penting dan relevan untuk diterapkan di sekolah dasar.
Di sisi lain, Pendekatan Understanding by Design (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins dan McTighe menawarkan kerangka perencanaan pembelajaran yang fokus pada tujuan akhir pembelajaran (end in mind). Dengan UbD, guru merancang pembelajaran secara terbalik (backward design), dimulai dari menentukan hasil belajar yang diharapkan, bukti keberhasilan, hingga merancang aktivitas belajar yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Ketika Understanding by Design (UbD) dipadukan dengan pembelajaran terdiferensiasi, guru dapat memastikan bahwa setiap siswa mendapat akses, dukungan, dan tantangan sesuai kebutuhannya.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penerapan :
a. Menjelaskan konsep pembelajaran terdiferensiasi dan UbD.
b. Menguraikan pentingnya integrasi kedua pendekatan di sekolah dasar.
c. Menyajikan langkah praktis penerapan.
d. Menguraikan manfaat penerapan bagi siswa, guru, dan sekolah.
Manfaat Penerapan :
a. Bagi siswa: Lebih termotivasi, memahami materi secara mendalam, merasa diperhatikan.
b. Bagi guru: Memiliki panduan jelas, pembelajaran lebih terstruktur namun fleksibel.
c. Bagi sekolah: Meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.
2. KAJIAN TEORI
2.1. Pembelajaran Terdiferensiasi
Menurut Carol Ann Tomlinson, pembelajaran terdiferensiasi adalah upaya guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Diferensisasi dapat dilakukan pada :
a. Konten (apa yang diajarkan / materi apa dipelajari)
b. Proses (bagaimana siswa memproses pembelajaran / cara belajar)
c. Produk (hasil akhir pembelajaran)
Pembelajaran terdiferensiasi juga didasarkan pada tiga aspek kebutuhan siswa antara lain :
a. Kesiapan belajar (readiness)
b. Minat (interest)
c. Profil belajar (learning profile)
2.2. Understanding by Design (UbD)
Understanding by Design (UbD) dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe sebagai kerangka perencanaan pembelajaran yang menekankan backward design. Tahapannya :
a. Menentukan hasil akhir yang diinginkan (Identify Desired Results).
Guru menentukan kompetensi inti, tujuan pembelajaran dan pemahaman yang harus dicapai siswa.
b. Menentukan bukti penilaian (Determine Acceptable Evidence)
Merancang asesmen yang menunjukkan bagaimana guru dan siswa mengetahui bahwa tujuan telah tercapai.
c. Merencanakan pengalaman belajar dan instruksi (Plan Learning Experiences and Instruction)
Menentukan strategi, merancang aktivitas pembelajaran, sumber dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2.3. Keterkaitan Understanding by Design (UbD) dan Diferensiasi
a. Understanding by Design (UbD) menentukan tujuan dan arah pembelajaran sedangkan Diferensisasi menentukan cara yang bervariasi agar siswa mencapai tujuan tersebut.
b. Understanding by Design (UbD) focus pada apa yang harus dicapai sedangkan Diferensiasi focus bagaimana cara mencapainya untuk setiap siswa.
Dengan kata lain keduanya saling menguatkan karena Understanding by Design (UbD) memberi kerangka berpikir sistematis sedangkan Diferensiasi memastikan rancangan tersebut fleksibel dan responsif.
|
Tahap UbD |
Integrasi Diferensiasi |
|
Menentukan hasil belajar |
Menetapkan tujuan umum dan tujuan khusus yang berbeda sesuai kelompok siswa |
|
Merancang penilaian |
Membuat asesmen yang bervariasi: tes, proyek, presentasi |
|
Merencanakan kegiatan |
Menyediakan aktivitas belajar yang beragam untuk gaya belajar berbeda |
Bagan Integrasi Understanding By Design (Ubd) dan Pembelajaran Terdiferensiasi
3. URGENSI, PERAN DAN MODEL INTEGRASI UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD) DAN PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI
3.1. Urgensi
a. Keberagaman siswa tinggi: Siswa Sekolah Dasar berada pada tahap perkembangan yang sangat bervariasi.
b. Pembentukan dasar akademik dan karakter: Pembelajaran yang terarah (UbD) dan adaptif (diferensiasi) memastikan semua siswa memiliki kesempatan sukses.
c. Penguatan Kurikulum Merdeka: Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, selaras dengan prinsip UbD dan diferensiasi.
3.2. Peran Understanding by Design (UbD) dalam Perencanaan Pembelajaran antara lain :
· Membantu guru fokus pada hasil belajar yang bermakna.
· Menghindari pembelajaran yang hanya berorientasi pada penyampaian materi.
· Memastikan penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.
3.3. Model Integrasi Understanding by Design (UbD) dengan Diferensiasi, yaitu :
a. Tahap 1 UbD – Hasil yang Diharapkan.
Tujuan dibuat sama untuk semua siswa, tetapi rute pencapaiannya bisa berbeda.
b. Tahap 2 UbD – Bukti Penilaian.
Penilaian bisa bervariasi: tes tertulis, proyek, presentasi, atau portofolio, sesuai profil siswa.
c. Tahap 3 UbD – Pengalaman Belajar
Guru menerapkan diferensiasi konten, proses, dan produk agar semua siswa dapat mencapai tujuan.
4. RANCANGAN PEMBELAJARAN TERDIFERENSIASI BERBASIS UNDERSTANDING BY DESIGN UNTUK SEKOLAH DASAR
4.1. Langkah – Langkah
Topik utama: Indonesiaku Kaya Raya – IPAS Kelas V SD
Subtopik: Bagaimana Bentuk Indonesiaku
A. Tahap 1 – Identifikasi Hasil yang Diharapkan (UbD Stage 1)
Kompetensi Dasar & Tujuan Pembelajaran
· Tujuan :
Siswa mampu mengenal bentuk wilayah Indonesia (daratan, lautan, dan perairan lainnya) serta memahami karakteristik geografisnya.
· Indikator:
1. Menyebutkan bentuk wilayah Indonesia secara lisan dan tertulis.
2. Mengidentifikasi peta wilayah Indonesia (daratan, perairan).
3. Mengaitkan bentuk wilayah dengan kegiatan ekonomi dan budaya.
Pemahaman Mendalam (Big Ideas)
· Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
· Bentuk wilayah Indonesia memengaruhi keragaman budaya, kekayaan alam, dan aktivitas masyarakat.
Pertanyaan Esensial
· Mengapa Indonesia disebut negara kepulauan?
· Bagaimana bentuk wilayah memengaruhi kehidupan kita?
B. Tahap 2 – Penentuan Bukti Penilaian (UbD Stage 2)
Penilaian Formatif
· Kuis interaktif tentang peta Indonesia.
· Lembar kerja identifikasi bentuk daratan dan lautan pada peta.
Penilaian Sumatif
· Proyek mini: Membuat peta kreatif Indonesia dari bahan bekas, lengkap dengan keterangan bentuk wilayah.
· Presentasi kelompok tentang hubungan bentuk wilayah dengan kehidupan masyarakat.
Kriteria Keberhasilan
· Peta jelas, lengkap, dan informatif.
· Penjelasan lisan logis, mudah dipahami, dan sesuai fakta.
C. Tahap 3 – Perencanaan Pembelajaran dan Differensiasi (UbD Stage 3)
Diferensiasi Konten
· Level Pemula: Disediakan peta Indonesia dengan label sebagian nama pulau, siswa melengkapi.
· Level Menengah: Peta kosong, siswa menandai bentuk daratan dan lautan serta menambahkan nama.
· Level Lanjut: Siswa menganalisis bentuk wilayah dan mengaitkan dengan jalur perdagangan atau keragaman hayati.
Diferensiasi Proses
· Visual Learners: Menggunakan video drone tentang bentang alam Indonesia.
· Auditory Learners: Mendengarkan cerita rakyat yang terkait bentuk wilayah (contoh: legenda Danau Toba).
· Kinesthetic Learners: Membuat peta timbul dari plastisin atau bahan daur ulang.
Diferensiasi Produk
· Membuat poster peta Indonesia.
· Membuat model 3D pulau besar.
D. Rangkaian Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (15 menit)
· Guru menunjukkan peta Indonesia di layar dan mengajukan pertanyaan pemantik: “Apa yang kalian lihat pada peta ini? Apakah ini semua daratan?”
· Apersepsi tentang bentuk bumi dan konsep kepulauan.
Kegiatan Inti (40 menit)
· Eksplorasi: Menonton video tentang bentang alam Indonesia.
· Diskusi Kelompok: Menganalisis bentuk wilayah berdasarkan peta.
Praktik Diferensiasi:
· Kelompok 1: Melabeli peta yang sudah ada.
· Kelompok 2: Menggambar peta sendiri.
· Kelompok 3: Membuat peta timbul dari plastisin.
Penutup (15 menit)
· Presentasi hasil kelompok.
· Refleksi: Siswa menuliskan satu hal baru yang mereka ketahui tentang bentuk Indonesia.
4.2. Penilaian dan Refleksi Pembelajaran
Penilaian dilakukan secara formatif (observasi, kuis, diskusi) dan sumatif (produk akhir).
Guru merefleksikan:
a. Apakah semua siswa mencapai tujuan pembelajaran?
b. Bagaimana diferensiasi membantu siswa?
c. Perlu penyesuaian strategi atau tidak?
5. REFLEKSI
Sebagai guru, saya menyadari bahwa setiap siswa hadir di kelas dengan latar belakang, kemampuan, minat, dan gaya belajar yang berbeda. Sebelumnya, saya cenderung menggunakan rencana pembelajaran yang seragam bagi semua siswa, dengan asumsi bahwa mereka dapat menyesuaikan diri dengan alur yang sama. Namun, pengalaman mengajar menunjukkan bahwa strategi tersebut belum mampu memberikan kesempatan optimal bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai potensi masing-masing.
Melalui pendalaman konsep pembelajaran terdiferensiasi, saya memahami pentingnya menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran agar lebih responsif terhadap kebutuhan siswa. Pendekatan ini membantu saya melihat bahwa diferensiasi bukan berarti membuat pelajaran berbeda-beda tanpa arah, melainkan mengatur pembelajaran secara terstruktur agar semua siswa dapat mencapai tujuan yang sama dengan jalur yang sesuai kemampuan mereka.
Ketika saya mempelajari Understanding by Design (UbD), saya menemukan kerangka berpikir yang sangat mendukung diferensiasi. UbD menuntun saya untuk memulai perencanaan dari tujuan akhir (desired results), kemudian merancang bukti keberhasilan (assessment evidence), dan baru menentukan kegiatan pembelajaran (learning plan). Kerangka ini membantu saya tetap fokus pada capaian inti, sekaligus memberi ruang untuk menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan siswa.
Pengalaman merancang pembelajaran terdiferensiasi dengan pendekatan UbD memberikan beberapa pembelajaran penting, antara lain :
· Perencanaan menjadi lebih terarah.
Saya tidak lagi hanya memikirkan aktivitas menarik, tetapi memulai dari kompetensi inti yang ingin dicapai siswa.
· Pengelolaan kelas lebih dinamis.
Diferensiasi mendorong saya mengatur kelompok belajar berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar, sehingga interaksi lebih efektif.
· Asesmen lebih bermakna.
Dengan UbD, saya merancang asesmen formatif dan sumatif yang tidak hanya mengukur hafalan, tetapi pemahaman mendalam siswa.
· Peran guru berubah menjadi fasilitator, yang memandu, mengamati, dan mendukung siswa secara aktif.
Saya memahami bahwa menerapkan UbD dengan pembelajaran terdiferensiasi membutuhkan waktu, kreativitas, dan kesabaran. Salah satu tantangan yang saya hadapi meliputi keterbatasan waktu dalam merancang pembelajaran yang detail, variasi kebutuhan siswa yang beragam, minimnya sumber belajar yang sesuai, keterampilan guru yang perlu terus dikembangkan, serta pengelolaan kelas yang kompleks saat menerapkan strategi diferensiasi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, saya mengambil beberapa langkah strategis antara lain melaksanakan perencanaan bertahap dengan format UbD, diagnosis awal kebutuhan siswa, pemanfaatan media digital dan bahan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, serta pengelolaan kelas dengan rotasi kelompok dan aturan yang jelas. Melalui proses ini, saya memahami bahwa keberhasilan penerapan UbD dan pembelajaran terdiferensiasi tidak hanya bergantung pada desain pembelajaran, tetapi juga pada komitmen guru untuk terus belajar, berinovasi, dan beradaptasi dengan kondisi nyata di kelas.
6. KESIMPULAN DAN PENUTUP
Desain pembelajaran terdiferensiasi dengan strategi Understanding by Design (UbD) merupakan kombinasi ideal untuk pembelajaran di sekolah dasar. Understanding by Design (UbD) memastikan pembelajaran terarah dan berbasis tujuan, sedangkan diferensiasi memastikan bahwa setiap siswa dapat belajar sesuai kebutuhan dan potensi mereka. Integrasi keduanya menciptakan pembelajaran yang bermakna, inklusif, dan efektif. Dengan perencanaan tujuan yang jelas, penilaian yang relevan, serta strategi pengajaran yang fleksibel, guru dapat memfasilitasi semua siswa mencapai hasil belajar optimal sesuai potensinya.
Selain itu, Integrasi Understanding by Design (UbD) dan pembelajaran terdiferensiasi juga membantu guru merancang pembelajaran yang sistematis sekaligus fleksibel. Di sekolah dasar, strategi ini memudahkan guru mengakomodasi keragaman siswa, meningkatkan keterlibatan, dan memperdalam pemahaman konsep.
UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT
|
MIKE WIJAYA, S.Pd., G.r (Kepala Sekolah) “Saya sangat mengapresiasi upaya Pak Deri dalam menerapkan pembelajaran terdiferensiasi dengan pendekatan UbD, karena pendekatan ini menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan siswa dan memberikan arahan yang jelas dalam pembelajaran” |
|
MUSPIDAWATI, S.Pd.,Gr (Guru / Wali Kelas VI) “Pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Deri patut menjadi contoh bagi guru lain terutama saya sendiri karena dengan ini guru akan merasa terdorong untuk lebih kreatif, reflektif dan terampil dalam merancang pembelajaran yang relevan, efektif dan adaftif.“ |
|
IING ARINDA, S.Pd (Guru Mapel PAI) “Saya menyadari dengan menggunakan pendekatan ini dapat membuat hubungan hangat dengan siswa karena mereka merasa nyaman mengikuti pembelajaran” |
UMPAN BALIK PESERTA DIDIK
|
Raju Putra / V. B “Saya merasa sangat senang karena apabila tidak mengerti, Pak Deri memberikan penjelasan dengan cara yang berbeda. Jadi saya lebih mudah untuk memahami materinya.” |
|
Luluk Rahma / V. B “Saya suka materi pelajaran hari ini karena ada gambar dan video di kelas Pak Deri. Jadi belajar lebih semangat dan lebih cepat paham serta tidak bosan.” |
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar