Minggu, 23 Februari 2014

Sejarah Asia Barat Daya Timur Tengah



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Timur Tengah Menurut Konsep Geografis.
Posisi geografis Timur tengah tebentuk atas kontur yang khas dan lain daripada yang lain. Kawasan ini merupakan wilayah yang terletak pada pertemuan Eropa, Asia, dan Afrika, Posisi tersebut memberikan poin lebih tersendiri bagi kawasan ini dalam hal penguasaan jalur-jalur strategis yang menuju ke ketiga benua tersebut. Di masa lalu, hal ini terkenal dengan istilah Silk Road atau Jalur Sutera. Oleh karena itu timur tengah bedasarkan interpretasi bangsa barat menjadi pusat belahan timur. Sejak masa lampu sebelum Masehi, Jalan darat dan jalan laut terdekat dan yang paling nyaman dari Eropa ke Asia adalah melalui Timur Tengah.. Hampir setiap imperium besar dalam sejarah dunia pernah menguasai seluruh atau sebagian wilayah ini, atau seringkali iri melihatnya. Pada saat ini letak Timur Tengah mengangkangi interval wilayah persemakmuran Britania. Oleh karena itu, apa pun yang terjadi dengan wilayah ini akan berpengaruh terhadap nasib Kerajaan Inggris Raya.  Gambaran atau pendeskripsian mengenai timur tengah tersebut sebagian besar diungkapkan oleh Alfred T. Mahan. Sedangkan menurut Marshall C.G. Hodgson. bahwa apa yang dimaksud dengan “Timur Tengah” adalah wilayah-wilayah yang membentang dari Sungai Nil di sebelah Barat hingga ke sungai Oxus di sebelah Timur (from Nile To Oxus ). Diskursus wacana timur tengah juga seringkali mengarah pada pemberian predikat bahwa timur tengah adalah sumber peradaban islam dan sumber peradaban ilmu pengetahuan berasal. Banyak alasan yang mendasari Statement tersebut. Sebagian besar Timur Tengah memiliki iklim gurun. Masyarakatnya tinggal di dekat sungai dan di daerah subur di padang gurun. Timur Tengah terkenal akan hasil buminya, terutama minyak. Beberapa telah mengkritik istilah 'Timur Tengah' karena keErosentrismeannya. Wilayah ini terletak di timur Eropa barat. Bagi
India, dia terletak di barat; bagi Russia dia terletak di selatan. Penggunaan kata 'Tengah' juga telah menyebabkan kebingungan bagi sebagian orang. Sebelum Perang Dunia I, 'Timur Dekat' digunakan Inggris untuk menunjuk ke daerah Balkan dan Kerajaan Ottoman, sedangkan 'Timur Tengah' untuk Persia, Afganistan, dan Asia Tengah, Turki, dan Kaukasus. Sedangkan 'Timur Jauh' menunjuk ke negara-negara 'Asia Timur', seperti Tiongkok, Jepang, Hong Kong.
  1. Timur Tengah Menurut Konsep Budaya.
Timur Tengah tidak hanya berupa suatu kawasan yang luas yang membentang di tiga benua,  tetapi memiliki ciri fisik masyarakat yang bertubuh tinggi besar dengan postur yang tegap, berambut keriting, berkulit putih, dan berhidung mancung. Hal ini dipengaruhi oleh iklim tempat tinggal mereka yang gersang dan suhu yang ekstrim. Selain itu, ciri fisik ini berasal dari ras kaukasoid yang lebih dominan dibandingkan dengan ras negroid dan mongoloid. Pencampuran ras ini menjadikan Timur Tengah memiliki kekhasan dalam hal wajah dan bentuk tubuh. Timur Tengah didominasi oleh masyarakat muslim. Suku yang paling banyak di Timur Tengah adalah suku dari Arab. Oleh karena itu, bahasa yang paling banyak digunakan di Timur Tengah adalah bahasa Arab. Selain itu ada juga suku Persia, Yunani, Berber, Assyria, Kurdi, dan Turki. Budaya Timur Tengah juga hampir serupa dan mengandung unsur budaya dari ketiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Timur Tengah juga mendapatkan efek dari modernitas yaitu peralatan hidup yang canggih serta melakukan mobilitas untuk menempuh pendidikan dan mendapatkan pekerjaan. Selain itu Timur Tengah terdiri dari beragam etnis yang mendiami aneka ragam wilayah. Masing-masing kelompok masyarakat Timur Tengah tersebut memiliki karakteristik yang membedakannya dengan etnis lainnya di kawasan ini, meskipun terdapat juga beberapa persamaannya.
  1. Arab dan Yahudi
Orang-orang Arab dan orang-orang Yahudi Timur Tengah secara historis masih memiliki hubungan kekerabatan karena keduanya berasal dari satu ras, yaitu ras Kaukasia atau Asia Barat yang juga lebih dikenal sebagai ‘Semit’ atau ‘Semitik’. Kata ‘Semit’ diambil berdasarkan temuan para ahli dalam Kitab Perjanjian Lama pada abad ke delapan belas yang merujuk pada keturunan Nabi Nuh, Sam, yang kemudian menurunkan Nabi Ibrahim sehingga mempertemukan orang-orang Yahudi dan Arab dalam kedua putranya, Ishaq dan Ismail. Meskipun sama-sama berhidung mancung, orang-orang Arab dan Yahudi memiliki bentuk hidung mancung yang khas jika dibandingkan dengan etnis lainnya yang ada di kawasan Timur Tengah. Akan tetapi, beberapa hal yang membedakan antara orang-orang Arab dan Yahudi sebagai sesama ras Semit adalah faktor agama yang dianut, dimana orang-orang Arab mayoritas penganut agama Islam sedangkan orang-orang Yahudi adalah para penganut agama Yahudi. Hal lainnya adalah aspek bahasa, dimana orang-orang Arab menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa kesehariannya, sedangkan orang-orang Yahudi menggunakan bahasa Ibrani. Selanjutnya, faktor tempat tinggal dimana orang-orang Arab menetap di suatu kawasan yang terasing di tengah padang pasir sedangkan orang-orang Yahudi menjadi nomaden dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Faktor lainnya yang membedakan kedua ras Semit ini adalah kebiasaan orang-orang Arab yang menggubah bait-bait puisi yang indah dengan bahasa yang menarik. Adapun kelebihan sekaligus juga kelemahan orang-orang Arab karena fanatisme kesukuan yang sangat tinggi, bahkan terkadang lebih dari segalanya. Hal ini sering menyulut perselisihan dan peperangan, baik sesama Arab maupun non-Arab. Setelah Islam datang, fanatisme kesukuan berganti dengan fanatisme terhadap Islam yang sangat tinggi sehingga di tangan orang-orang Arab Islam menjadi agama yang menguasai dunia. Sedangkan kelebihan Yahudi adalah orang-orang yang dikenal memiliki kecerdasan dan
keahlian sebagaimana dicatat dalam sejarah beragam pakar dan ahli berbagai ilmu pengetahuan yang merupakan orang-orang Yahudi. Adapun kelemahan Yahudi adalah kebanggaan yang berlebihan akan keyahudian mereka sehingga menganggap bangsa lain lebih rendah karena merasa merekalah bangsa yang paling mulia dan terhormat di muka bumi ini. Orang-orang Arab sebagian besar tinggal di kawasan Asia Barat (Arab Saudi dan negara-negara Teluk, Yaman, Palestina, Syiria, Irak, Libanon dan Yordania), Afrika Utara (Marokko, Tunisia, Libya dan Aljazair), Afrika Barat (Mesir dan Sudan) dan di beberapa negara lain di seluruh dunia. Sedangkan orang-orang Yahudi saat ini terkonsentrasi di Israel dan dalam jumlah tertentu berada di Eropa dan Amerika.
  1. Persia
Bangsa Persia yang secara sederhana saat ini direpresentasikan dengan Iran umumnya dikenal sebagai orang-orang yang hidup nomaden dengan tinggal di dalam kemah-kemah yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena hidup di alam yang keras dan liar, orang Persia terbentuk menjadi individu yang keras pula. Namun setelah mereka menetap di suatu kawasan dengan menjadi petani dan pengembala, membuat mereka menjadi pribadi yang berhati ikhlas, pemurah dan suka menjamu tamu. Dan salah satu ciri terpenting yang dikenal dunia dari orang-orang Persia adalah kecintaan mereka terhadap ilmu pengetahuan. Salah satunya terlihat pada peran besar mereka terhadap perkembangan ilmu pengatahuan di masa Abbasiyah dengan melahirkan beragam penemuan dan ilmuan, semisal ar-Razi dan al-Biruni. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Persia dan menjadi bahasa resmi negara Iran saat ini. Sedangkan agama yang mereka anut saat ini adalah Islam, khususnya sekte Syiah dan sebagian kecil penganut Islam Sunni. Namun demikian, agama asal dari bangsa Persia adalah Zoroater yang terdiri dari dua macam sekte, yaitu Mani dan Mazdak yang sangat dikenal karena penyembahan mereka kepada api yang merupakan dewa tertinggi yang menerangi dunia. Agama Zoroaster atau Zaratusra masih dianut oleh sebagian kecil orang Persia (0,1%), begitu juga dengan agama-agama lainnya, seperti Kristen (0,8%) dan Yahudi (0,2%). Saat ini, mayoritas orang-orang Persia ada di Iran (22.986.329 jiwa), namun demikian bangsa ini juga dapat ditemukan di Afghanistan, negara-negara Asia Tengah, bahkan Amerika dan Australia serta beberapa negara Arab yang ada di kawasan Teluk.
Di samping beragam kelebihan yang menjadi ciri bangsa Persia di atas, terdapat pula ciri lainnya yang menjadi kelemahan mereka. Seperti umumnya masyarakat Timur Tengah, orang-orang Persia juga memiliki fanatisme yang tinggi atas kebangsaan mereka. Bagi mereka, bangsa Persia mengungguli bangsa-bangsa lainnya, khususnya bangsa Arab dan Yahudi, karena mereka memiliki bahasa yang tertua di dunia serta peradaban yang tinggi dan besar yang pernah menguasai dunia. Karakter lainnya yang dianggap menjadi kelemahan adalah sifat introvert atau tertutup yang mereka miliki dan menutup mata terhadap kenyataan bahwa bangsa lain pun adalah bangsa yang maju dan unggul.
  1. Turki
Orang-orang Turki sesungguhnya berasal dari Mongolia yang bercampurbaur dengan beragam etnis Persia yang ada di Asia Tengah. Sebelum pindah ke wilayah Turki sekarang, orang-orang Turki mendirikan kerajaan di wilayah Asia Tengah saat ini. Perlahan-lahan namun pasti, kekuasaan kerajaan ini semakin luas mencakup sebagian besar wilayah Islam saat itu. Bahkan yang sangat fenomenal dari imperium yang kemudian dikenal sebagai Turki Usmani ini adalah kesuksesan mereka merebut Konstantinopel dari Romawi dan memindahkan kerajaan mereka ke wilayah Turki saat ini. Salah satu ciri khas orang-orang Turki, di samping ciri-ciri umumnya orang-orang Timur Tengah sebagaimana di atas, adalah mereka sejak dahulu dikenal sebagai ahli perang yang ulung dan tentara yang gagah berani di medan tempur. Tidak mengherankan jika sebelum mereka membentuk kerajaan sendiri dibawah pimpinan Usman, orang-orang Turki sudah menjadi pilar utama angkatan bersenjata Kekhalifahan ‘Abbasiyah. Hal ini terus berlanjut di masa Turki Usmani dan kerajaan-kerajaan setelahnya, terutama dengan gelar ‘Pasya’ yang berarti bangsawan Turki yang melekat pada setiap pimpinan angkatan perang saat itu. Keunggulan lain Turki adalah memiliki budaya yang merupakan perpaduan antara budaya Timur yang menjadi tempat asalnya serta sebagian besar pernah menjadi wilayah kekuasaan mereka seperti Arab dan Berber dan budaya Barat, terutama Yunani dan Romawi, yang menjadi pusat kekuasaannya. Hal ini membuat orang-orang Turki dikenal sebagai pribadi yang terbuka dan mau mengenal berbagai budaya dan tradisi lainnya. Namun demikian, Turki juga memiliki kelemahan sebagaimana layaknya masyarakat Timur Tengah lainnya. Sebagai ‘mantan’ penguasa dunia melalui Imperium Turki Usmani, orang-orang Turki tetap memiliki fanatisme kebangsaan yang tinggi sehingga cenderung ‘merendahkan’ bangsa lainnya. Mayoritas orang Turki adalah penganut agama Islam, khususnya sunni, dan menggunakan bahasa Turki dalam kesehariannya. Islam memang telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan Turki karena berkat agama inilah mereka mencapai beragam kegemilangan yang tercatat dalam sejarah. Namun demikian, orang-orang Turki juga menganut agama-agama lainnya yang hidup secara tenang dan damai, seperti Kristen dan Yahudi. Saat ini orang-orang Turki memang terkonsentrasi di negara Turki, meskipun demikian beberapa komunitas Turki dapat ditemukan di beberapa negara Eropa, khususnya di Jerman yang memang menjadi sekutu utamanya di Perang Dunia Pertama, dan negara-negara Balkan (seperti Bosnia) yang pernah menjadi wilayah kekuasaannya.
  1. Berber
Orang Berber adalah etnis asli dari daerah Afrika Utara atau arah timur Lembah Nil sebelum kedatangan dan penaklukan Arab atas wilayah ini. Bangsa Berber tersebar dari Samudra Atlantik hingga oasis Siwa, di Mesir dan dari Laut Mediterania hingga Sungai Niger. Dalam kesehariannya, orang Berber menggunakan berbagai bahasa Berber yang merupakan cabang dari bahasa Afro-Asia. Berdasarkan data terkini, terdapat sekitar 14-25 juta orang Berber di Afrika Utara, dan yang terpadat adalah di Maroko dan semakin ke timur semakin jarang dijumpai. Secara umum, ciri fisik orang Berber yang ada saat ini tidak jauh berbeda dengan orang-orang Timur Tengah lainnya, karena memang sudah terjadi percampuran di antara mereka. Akan tetapi, sebagaimana umumnya orang-orang yang berasal dari Afrika, orang-orang Berber dikenal memiliki fisik yang sangat kuat dan tangguh sehingga seringkali menjadi langganan tentara dan pengawal di masa kerajaan dahulu. Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai orang Berber, maka dapat memperhatikan seorang maestro sepakbola dunia asal Prancis, Zinedine Zidane, karena meskipun merupakan keturunan Aljazair, tetapi Zidane adalah seorang Berber. Seperti umumnya masyarakat Timur Tengah, orang Berber juga memiliki fanatisme kesukuan yang tinggi dan memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap orang-orang yang mereka anggap layak dipercayai. Namun demikian, karena mereka banyak hidup di tempat yang keras maka mereka dikenal sebagai yang tertutup dan cukup sulit menerima pengaruh dari luar. Saat ini, sebagian besar orang Berber adalah penganut Islam (khususnya sunni) yang mereka dapatkan dari para penakluk Arab (Islam) yang menguasai Afrika Utara. Namun demikian, sebelum kedatangan Islam orang Berber adalah penganut animisme yang mempercayai beragam kekuatan alam. Di samping Islam, orang Berber juga penganut beragam agama lainnya, seperti Kristen dan Yahudi. Bahasa yang mereka pakai adalah bahasa Berber, namun setelah kedatangan Islam
bahasa ini cukup sulit dijumpai karena banyak diantara mereka yang beralih menggunakan bahasa Arab. Orang Berber terkonsentrasi di Afrika Utara, seperti Tunisia, Marokko, Aljazair dan Libya. Namun demikian, di beberapa negara Asia Barat seperti Lebanon dan Syiria serta Eropa, terutama Prancis, orang-orang Berber juga dapat ditemukan.
  1. Kurdi
Kurdi adalah suatu etnis yang ada di Timur Tengah yang merupakan keturunan etnik Indo-Arya yang berasal dari rumpun Persia. Meskipun masih berhubungan secara geneologis dengan Persia, tetapi orang-orang Kurdi menggunakan bahasa yang berbeda, yaitu bahasa Kurdi. Suku Kurdi hingga saat ini merupakan satu-satunya suku bangsa besar dunia yang tidak memiliki negara, padahal jumlahnya mencapai 30 juta jiwa. Suku rumpun Persia ini mendiami tiga negara di Timur Tengah, yaitu Turki, Irak dan Syiria. Salah satu karakteristik yang ada pada Suku Kurdi adalah tinggal di pegunungan dan hidup secara semi-nomadik dalam organisasi sosialnya dengan berprofesi sebagai petani. Meskipun demikian, sebagian kecilnya telah menetap di berbagai kota di Turki, Syiria dan Irak dengan berprofesi sebagai pedagang, guru dan politikus seperti Jalal Talabani yang menjadi Perdana Mentri Irak. Seperti halnya orang Persia, orang Kurdi dikenal tertutup dan sangat sulit untuk menerima pengaruh dari luar dan memiliki fanatisme kesukuan yang sangat tinggi. Sebagian besar orang Kurdi adalah beragama Islam, khususnya sunni. Saat ini mereka tinggal di wilayah yang termasuk kekuasaan Turki, Syiria dan Irak dan sebagian besarnya menghendaki kemerdekaan dari ketiga tersebut dengan mendirikan negara Kurdistan.
  1. Timur Tengah Menurut Konsep Agama.
Di Timur Tengah terdapat banyak sekali agama, antara lain :


1. Yahudi:

ialah agama yang berasal bangsa Israel yang sangat kuno. umat Yahudi menyembah YAHWEH sebagi Tuhan nya orang Israel. tempat ibadah di Synagoga & punya pusat ibadah di Bait suci salomo yang sekarang sudah jadi reruntuhan karena di hancurkan oleh muslim. Yahudi mempunyai banyak nabi sebagai perantaraan wahyu Yahweh kepada manusia.
2.Kristen:
Agama yang berasal dari bangsa Israel. Kristen menyembah Yahweh di dalam Anak Nya Yesus sebagai juruslamat & Messias. Yesus adalah Messias Yahudi bagi dunia. hanya saja Yahudi banyak yang belum percaya Yesus adalah Messias. tempat ibadah di Gereja & beberapa di synagoga Yahudi untuk umat Yahudi Messianic.

3.Zoroaster:
Agama yang berasal dari Persia iran. dan di bawa oleh nabi zarathustra. zoroaster menyembah tuhan nya orang persia.  Ajaran Zoroatrianisme mengakui adanya dua kekuatan, yaitu:
1. Ahuramazda (Ormuz) disebut dewa kebaikan (Dewa Terang).
2. Ahriman (Angro Mainyu) disebut dewa kejahatan (Dewa Kegelapan).
     punya tempat ibadah di kuil zoroaster.
4. Samaria :
agama yang berasal dari Yudaisme, kota samaria israel. meyembah Yahweh sebagai Tuhan nya orang Samaria. hanya mengakui 5 kitab taurat Musa. punya tempat ibadah di gunung gerzim.
5.Islam:
Merupakan agama yang berasal dari arab. menyembah allah swt sebagai tuhan. allah swt merupakan tuhan yang di sembah orang arab di Mekkah/suku Quarisy. awalnya
sebenarnya allah merupakan salah satu dewa dari 360 dewa yang ada di kaabah. islam agama yang aneh karena menganggap allah adalah tuhan yang sama di sembah suku Quarisy arab, namun muslim juga menganggap allah sama dengan tuhan nya orang Yahudi & Kristen, padahal Tuhan Yahudi/Kristen adalah YAHWEH. dan menganggap nabi Yahudi & Yesus sebagai nabi islam. mempunyai tempat ibadah pusat masih di kaabah.


  1. Timur Tengah Menurut Konsep Politik.
Secara umum system politik yang berkembang di timur tengah berkisar pada berbagai wilayah politik pemerintahan yang ada dan dianut oleh beberapa negara di timu tengah, system politik dan pemerintahan ini ialah antara lain:
1. Negara theokrasi, dapat dimaknai sebagai kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang mendapatkan legitimasi dari Tuhan bukan dari rakyat. Oleh karena itu rakyat tidak berwenang untuk mencabutnya dari kursi kekuasaan. Disamping itu, tatkala penguasa membuat hukum, dia berkedudukan sebagai wakil Tuhan yang berwenang mengatur kehidupan di muka bumi. Dengan demikian berarti kedaulatan (as siyadah/sovereignty) dan kekuasaan (as sulthon/autority) berada di tangan seorang atau beberapa orang penguasa negara theokrasi itu sendiri.
2. Sistem monarki, system monarki ialah bentuk pemerintahan yang dikepalai oleh seorang raja. Sistem ini kadangkala mengalami perubahan dari sisi pembuat hukum dan pola pengangkatan raja sehingga ada di antara para pakar politik, antara lain Leon Duguit, yang membagi sistem ini ke dalam tiga bentuk, yaitu: -Monarki dengan sistem pemerintahan yang absolute, Monarki terbatas dan Monarki konstitusionil.
3. Sistem republik. Dimana sistem republik berdiri di atas pilar demokrasi, yang kedaulatannya ada di tangan rakyat. Rakyatlah yang memiliki hak untuk memerintah serta membuat aturan, termasuk rakyatlah yang kemudian memiliki hak untuk menentukan
seseorang untuk menjadi penguasa, dan sekaligus hak untuk memecatnya. Rakyat juga berhak membuat aturan berupa undang-undang dasar serta perundang-undangan, termasuk berhak menghapus, mengganti serta merubahnya.
4. Sistem kekaisaran adalah sistem pemerintahan yang membedakan antara ras satu dengan
yang lainnya dalam hal memberlakukan hukum di dalam wilayah kekaisaran seperti yang pernah terjadi pada kekaisaran Romawi Kuno yang menggunakan sistem divide et impera untuk menguasai dan mengembangkan wilayah kolonialnya (lihat Soehino, Ilmu Negara: 43). Sistem ini telah memberikan keistimewaan dalam bidang pemerintahan, keuangan dan ekonomi di wilayah pusat
5. Sistem pemerintahan Islam adalah sistem pemerintahan sentralisasi, dimana penguasa tertinggi cukup di pusat. Pemerintahan pusat mempunyai otoritas yang penuh terhadap seluruh wilayah negara, baik dalam masalah-masalah yang kecil maupun yang besar. Daulah Islam juga tidak akan sekali-kali mentolelir terjadinya pemisahan salah satu wilayahnya, sehingga wilayah-wilayah tersebut tidak akan lepas begitu saja. Negaralah yang akan mengangkat para panglima, wali, dan amil, para pejabat dan penanggung jawab dalam urusan harta dan ekonomi. Negara juga yang akan mengangkat para qadli di setiap wilayahnya. Negara juga yang mengangkat orang yang bertugas menjadi pejabat pemerintahan (hakim). Disamping negara yang akan mengurusi secara langsung seluruh urusan yang berhubungan dengan pemerintahan di seluruh negeri.  Sisitem politik pemerintahan kawasa timur tengah adalah bentuk regulasi dari berbagai negara-negara yang ada di dalam kawasan timur tengah dan menjadi peganagn dalam pemerintahan sehari-hari meskipun berbagai ideology yang ada daam tubuh pemerintahan baik itu dari pemimpin negara ataupun dari pihak pengabil kebijakan lainnya turut mempengarui arah orientasi dan kebijakan sebuah negara seperti yang dapat kita lihat dewasa ini, beberapa negara yang bersifat ekstrem dalam pemerintahannya
dan beberapa negara pun juga menjadi kaki tangan negara-negara maju lainnya termasuk amerika sehingga tidak dapat dipungkiri lagi persaingan ideology dan persaingan lainnya turut mewarni sisitem poltik dan pemerintahan di kawasan timur tengah.

  1. Timur Tengah Menurut Konsep Ekonomi.
Faktor yang paling penting dan cukup berpengaruh ialah Timur Tengah adalah kawasan yang kaya minyak. Minyak merupakan sumber ekonomi terbesar bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah. Minyak dapat dikatakan nafas bagi negara- negara industri, khususnya dalam bidang teknologi. Tanpa minyak, negara teknologi akan mati. Dan minyak pulalah yang menjadi faktor sangat penting sehingga negara-negara industri seperti Amerika, Perancis, Inggris menjadi semakin terdorong untuk menguasai kawasan ini dengan segala cara. Secara umum di kawasan Timur Tengah sendiri terbagi atas dua kelompok, yakni  kelompok yang kaya akan minyak dengan kelompok yang sedikit/tidak ada minyak. Negara-negara yang kaya akan minyak pada umumnya berasal dari negara-negara teluk seperti Saudi Arabia, Kuwait, dan Persatuan Emirat Arab. Kelompok kaya akan minyak memanfaatkan sekali dan sangat bergantung pada keuntungan yang diperoleh dari minyak yang dimilikinya. Negara-negara tersebut kemudian tergabung dalam Kerjasama Negara-negara Teluk (Gulf Countries Cooperation) yang memanfaatkan minyak sebagai kepentingan serta kesejahteraan warga dan sekaligus mempertahankan sistem politik monarki absolut yang menguntungkan garis keluarga penguasanya. Sedangkan negara-negara yang sedikit minyak, terutama negara-negara Timur Tengah yang berada di wilayah Afrika, memiliki keterbatasan kemampuan dibandingkan dengan negara-negara kaya minyak. Umumnya memiliki persoalan kependudukan yang berkaitan dengan tingginya tingkat kemiskinan, pengangguran, dan perekonomiannya rentan jika ada gejolak di tingkat regional maupun internasional. Bagi
kelompok negara yang sedikit minyak atau hampir tidak memiliki minyak mengandalkan masukan dari sektor non-minyak seperti wisata, pertanian, pelabuhan dan industrialisasi seperti Mesir, Yordania, dan Tunis. Mereka ini juga secara politik “dekat” dengan Amerika Serikat namun hal itu dilakukan dengan tujuan untuk meraih kepentingan nasional.
Saat negara-negara Timur Tengah lain memiliki komoditi minyak, negara-negara Timur Tengah tertentu, terutama Mesir dan Yordania, ”menjual” politik luar negeri sebagai ”komoditi” untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. Terbukti dengan kebijakan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel dan mendukung AS dan sekutunya ketika melancarkan Perang Teluk 1991 terhadap Irak, negara-negara ini memperoleh bantuan tanpa syarat tiap tahun dan penghapusan utang luar negeri.  Meski terdapat perbedaan kelompok yang cukup signifikan diantara keduanya, namun hal tersebut tidak membuat adanya konflik yang tajam. Bangsa-bangsa Arab di kawasan ini pada umumnya memiliki tujuan yang sama, yakni kemajuan ekonomi atas rakyat. Bagi negara-negara yang bukan merupakan penghasil minyak, mendapat kesempatan kerja untuk turut bergabung di industri minyak (milik negara-negara minyak) atas lowongan pekerjaan yang diberikan. Selain itu, negara-negara kaya tersebut juga mengizinkan penanaman investasi di perusahaan minyak bagi siapa pun yang ingin bekerjasama. Keuntungan lain yang dirasakan negara-negara non-minyak tersebut ialah mendapatkan devisa dari warga negaranya yang bekerja di luar negeri. Sehingga melihat hal tersebut maka dapat dikatakan terdapat hubungan mutualisme yang terjadi diantara kedua kelompok tersebut.
Perkembangan ekonomi di negara teluk seperti daya tarik ibarat gula sehingga semut-semut berdatangan. Dengan banyaknya orang asing, sehingga perbandingan jumlah penduduk asli dengan pekerja asing hampir setara. Tentu saja fasilitas yang dimiliki oleh penduduk setempat, terutama berkaitan dengan tunjangan dan kemudahan tidak sama dengan para
pendatang. Namun hal ini tidak mengurangi pekerja-pekerja asing untuk datang mencari nafkah di negara petro dollar ini. Kebijakan infitah (keterbukaan ekonomi) yang ramai melanda dunia Arab terjadi pada tahun 1980-an dimana negara-negara minyak memberikan peluang bagi dunia swasta untuk turut serta berperan dalam sektor-sektor publik. Salah satu
dalam pengalaman Saudi Arabia adalah meminta pengusaha sektor swasta untuk berpindah dari investasi tradisional yang umumnya dibidang properti dan perdagangan ke bidang industri. Selama ini pengusaha setempat menikmati hasil dari belanja negara yang besar karena didorong oleh keuntungan minyak. Kondisi minyak dari dulu hingga saat ini selalu berjalan fluktuatif, hal ini dikarenakan oleh adanya pengaruh permintaan dan daya beli masyarakat dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar