Minggu, 31 Agustus 2025

Jurnal Pembelajaran Rancangan Pembelajaran Berbasis Pendekatan CRT (Culturally Responsive Teaching) yang Diintegrasikan ke Mata Pelajaran IPAS Kelas 5 SD dalam Kurikulum Merdeka.

 

MODUL PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN
CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT)
PADA MATA PELAJARAN IPAS KELAS 5 SD
KURIKULUM MERDEKA




Disusun untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka





Oleh:
Guru Sekolah Dasar
2025


 

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Modul Pembelajaran ini.
Modul dengan tema Rancangan Pembelajaran Berbasis Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)
pada Mata Pelajaran IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka diharapkan dapat menjadi acuan praktis
bagi guru dalam merancang pembelajaran yang inklusif, relevan, dan bermakna.


Pendekatan CRT memungkinkan guru memanfaatkan keberagaman budaya sebagai kekuatan
untuk menciptakan pembelajaran IPAS yang lebih dekat dengan kehidupan siswa.
Hal ini selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila.

Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan pihak sekolah.


Tempat, 2025

Penyusun


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1

BAB II KONSEP DASAR CRT DAN RELEVANSI DENGAN IPAS .... 3

BAB III URGENSI PENERAPAN CRT DALAM IPAS KELAS 5 ........ 5

BAB IV STRATEGI PERANCANGAN PEMBELAJARAN IPAS BERBASIS CRT .... 7

BAB V CONTOH RANCANGAN PEMBELAJARAN IPAS KELAS 5 CRT .... 8

BAB VI REFLEKSI GURU DAN SISWA .................................. 9

BAB VII PENUTUP .................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................. 11


 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di sekolah dasar
memiliki peran penting dalam membekali peserta didik dengan pemahaman
tentang alam, lingkungan, serta interaksi manusia di dalamnya.
Namun, realitas keberagaman budaya di Indonesia menuntut guru
untuk merancang pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada konsep,
tetapi juga responsif terhadap latar belakang budaya siswa. 


Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) hadir untuk menjawab kebutuhan ini.
Dengan CRT, pembelajaran IPAS dapat mengaitkan konsep ilmiah dengan pengalaman budaya,
sehingga siswa lebih mudah memahami dan mengaplikasikan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. 

B. Tujuan Modul


1. Memberikan pemahaman konsep CRT dalam konteks pembelajaran IPAS. 
2. Menjelaskan pentingnya penerapan CRT dalam Kurikulum Merdeka. 
3. Menyediakan strategi perancangan pembelajaran IPAS berbasis CRT. 
4. Menyajikan contoh rancangan pembelajaran IPAS kelas 5 berbasis CRT. 


 

BAB II
KONSEP DASAR CRT DAN RELEVANSINYA DENGAN IPAS

A. Definisi CRT


Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah pendekatan pengajaran yang
mengakui, menghargai, dan memanfaatkan keragaman budaya siswa sebagai bagian dari proses pembelajaran. 

B. Prinsip-prinsip CRT


1. Menghormati dan menghargai latar belakang budaya siswa. 
2. Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman nyata siswa. 
3. Menyediakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa. 
4. Membangun hubungan positif antara guru dan siswa. 
5. Menciptakan lingkungan kelas yang inklusif. 

C. Relevansi dengan IPAS


IPAS sangat relevan dengan pendekatan CRT karena banyak topik dalam IPAS
yang bisa dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan budaya lokal. 
Contoh: pembelajaran tentang ekosistem dapat dihubungkan dengan praktik tradisional masyarakat dalam menjaga hutan atau sawah. 


 

BAB III
URGENSI PENERAPAN CRT DALAM IPAS KELAS 5


Penerapan CRT dalam IPAS kelas 5 menjadi penting karena: 

1. Membantu siswa memahami konsep IPAS dengan konteks budaya mereka. 
2. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa terhadap identitas budayanya.  
3. Meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa. 
4. Menguatkan nilai kebinekaan global dalam Profil Pelajar Pancasila. 
5. Mendorong keterampilan kolaborasi dan komunikasi antarsiswa dari latar belakang berbeda. 


 

BAB IV
STRATEGI PERANCANGAN PEMBELAJARAN IPAS BERBASIS CRT


Strategi perancangan pembelajaran IPAS berbasis CRT meliputi: 

1. Diferensiasi Konten: Menyajikan materi IPAS sesuai dengan fenomena alam dan budaya lokal. 
2. Diferensiasi Proses: Menggunakan metode diskusi, observasi lapangan, dan praktik budaya. 
3. Diferensiasi Produk: Memberikan kebebasan siswa dalam mengekspresikan pemahaman, misalnya melalui laporan, poster, atau pertunjukan. 
4. Integrasi Profil Pelajar Pancasila: Memupuk sikap peduli lingkungan, gotong royong, dan bernalar kritis. 
5. Keterlibatan Orang Tua: Menghadirkan narasumber dari masyarakat untuk berbagi kearifan lokal. 


 

BAB V
CONTOH RANCANGAN PEMBELAJARAN IPAS KELAS 5 BERBASIS CRT


Mata Pelajaran : IPAS 
Kelas/Semester : V / Genap 
Topik : Ekosistem dan Lingkungan 

1. Desired Results (Hasil yang Diharapkan): 
   - Siswa memahami komponen ekosistem dan peranannya. 
   - Siswa mampu mengaitkan konsep ekosistem dengan praktik budaya lokal (contoh: kearifan lokal menjaga sawah, hutan, atau sungai). 

2. Assessment Evidence (Bukti Penilaian): 
   - Laporan observasi ekosistem sekitar sekolah. 
   - Poster tentang jaring-jaring makanan dengan ilustrasi budaya lokal. 
   - Presentasi kelompok tentang cara masyarakat menjaga keseimbangan alam. 

3. Learning Plan (Rencana Pembelajaran): 
   - Pendahuluan: Guru mengaitkan topik dengan cerita rakyat atau pengalaman budaya lokal. 
   - Kegiatan Inti: Observasi lingkungan sekolah, diskusi kelompok, dan membuat poster. 
   - Penutup: Refleksi siswa mengenai hubungan ilmu IPAS dengan budaya. 


 

BAB VI
REFLEKSI GURU DAN SISWA


Refleksi Guru: 
- Apakah siswa merasa budaya mereka diakui dalam pembelajaran IPAS? 
- Apakah integrasi budaya meningkatkan keterlibatan siswa? 
- Strategi apa yang perlu diperbaiki di pertemuan berikutnya? 

Refleksi Siswa: 
- Apa yang saya pelajari dari budaya saya dan budaya teman saya? 
- Bagaimana pembelajaran IPAS ini membuat saya lebih peduli pada lingkungan? 
- Apa manfaat ilmu IPAS bagi kehidupan sehari-hari saya? 


 

BAB VII
PENUTUP


Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran IPAS kelas 5 SD.
Dengan CRT, guru dapat menghubungkan konsep ilmiah dengan budaya lokal, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, inklusif, dan bermakna.
Modul ini diharapkan menjadi referensi bagi guru dalam merancang pembelajaran yang selaras dengan Kurikulum Merdeka dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

DAFTAR PUSTAKA


Gay, G. (2010). Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice. Teachers College Press. 
Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristek. 
Nieto, S. (2017). Language, Culture, and Teaching: Critical Perspectives. Routledge. 

Jurnal Pembelajaran Pentingnya Merancang Pembelajaran Berbasis Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) bagi Sekolah Dasar Kurikulum Merdeka

 

MODUL PEMBELAJARAN
PENTINGNYA MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN
CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT)
BAGI SEKOLAH DASAR KURIKULUM MERDEKA




Disusun untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka





Oleh:
Guru Sekolah Dasar
2025


 

KATA PENGANTAR


Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin-Nya, penulis dapat menyusun Modul
Pembelajaran dengan tema Pentingnya Merancang Pembelajaran Berbasis Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)
bagi Sekolah Dasar dalam kerangka Kurikulum Merdeka. Modul ini diharapkan menjadi panduan praktis
bagi guru untuk memahami konsep, urgensi, serta implementasi CRT di kelas.


Pendekatan CRT memandang keberagaman budaya siswa sebagai aset penting yang harus diakomodasi
dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, diferensiasi, dan pengembangan Profil Pelajar Pancasila.

Semoga modul ini memberikan manfaat nyata bagi guru, siswa, serta seluruh pemangku kepentingan pendidikan.


Tempat, 2025

Penyusun


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1

BAB II KONSEP DASAR CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING .... 3

BAB III URGENSI MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS CRT .... 5

BAB IV STRATEGI IMPLEMENTASI CRT DI SD ........................ 7

BAB V CONTOH RANCANGAN PEMBELAJARAN CRT ................... 8

BAB VI REFLEKSI GURU DAN SISWA .................................. 9

BAB VII PENUTUP .................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................. 11


 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Indonesia memiliki keberagaman budaya, bahasa, agama, dan tradisi yang menjadi kekayaan bangsa.
Di ruang kelas sekolah dasar, keberagaman ini hadir dalam diri peserta didik.
Oleh karena itu, pembelajaran yang sensitif terhadap budaya sangat penting agar setiap anak merasa dihargai,
didengar, dan diberi kesempatan untuk berkembang sesuai latar belakangnya.


Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) hadir sebagai strategi yang menjadikan keberagaman budaya
sebagai kekuatan untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif dan bermakna.
Dalam konteks Kurikulum Merdeka, CRT membantu guru dalam mengembangkan pembelajaran
yang berpusat pada siswa sekaligus menguatkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

B. Tujuan Modul


1. Memberikan pemahaman konsep dasar CRT kepada guru SD. 
2. Menjelaskan pentingnya merancang pembelajaran berbasis CRT. 
3. Menyajikan strategi implementasi CRT dalam Kurikulum Merdeka. 
4. Menyediakan contoh rancangan pembelajaran berbasis CRT. 


 

BAB II
KONSEP DASAR CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT)

A. Definisi CRT


Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah pendekatan pembelajaran yang berusaha memahami,
menghargai, dan mengintegrasikan budaya peserta didik dalam proses pembelajaran.
CRT memastikan bahwa siswa dari latar belakang budaya yang beragam memiliki kesempatan yang setara untuk sukses. 

B. Prinsip-prinsip CRT


1. Menghargai dan menghormati latar belakang budaya siswa. 
2. Menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup siswa. 
3. Menggunakan strategi pembelajaran yang variatif dan sesuai dengan gaya belajar siswa. 
4. Mengembangkan hubungan positif antara guru dan siswa. 
5. Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan aman. 

C. Relevansi dengan Kurikulum Merdeka


Kurikulum Merdeka menekankan diferensiasi pembelajaran, kebebasan belajar, dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
CRT mendukung hal ini dengan menjadikan keberagaman budaya sebagai landasan dalam perancangan pembelajaran. 


 

BAB III
URGENSI MERANCANG PEMBELAJARAN BERBASIS CRT


Merancang pembelajaran berbasis CRT menjadi penting karena: 

1. Membantu siswa merasa dihargai dan diakui identitas budayanya. 
2. Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 
3. Mendorong terwujudnya kelas yang inklusif dan adil. 
4. Membantu guru memahami kebutuhan unik setiap siswa. 
5. Menjadi sarana untuk memperkuat nilai kebinekaan global dalam Profil Pelajar Pancasila. 


Bagi guru, CRT juga memberikan keuntungan berupa pengembangan profesionalisme,
kemampuan beradaptasi, dan pemahaman yang lebih luas tentang strategi diferensiasi pembelajaran. 


 

BAB IV
STRATEGI IMPLEMENTASI CRT DI SEKOLAH DASAR


Strategi implementasi CRT dalam pembelajaran di SD antara lain: 

1. Diferensiasi Konten: Guru menghadirkan materi pelajaran yang relevan dengan budaya lokal siswa. 
2. Diferensiasi Proses: Menggunakan metode diskusi, permainan tradisional, dan cerita rakyat. 
3. Diferensiasi Produk: Memberi pilihan kepada siswa untuk mengekspresikan hasil belajar,
   misalnya melalui poster, drama, atau lagu daerah. 
4. Lingkungan Belajar Inklusif: Menata kelas agar mencerminkan keberagaman budaya siswa. 
5. Kolaborasi dengan Orang Tua: Mengajak orang tua untuk berbagi budaya dalam kegiatan kelas. 


 

BAB V
CONTOH RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS CRT


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia 
Kelas/Semester : V / Genap 
Topik : Cerita Rakyat Daerah 

1. Tujuan Pembelajaran: 
   - Siswa mampu memahami isi cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia. 
   - Siswa dapat menceritakan kembali dengan gaya masing-masing. 

2. Strategi CRT: 
   - Menggunakan cerita rakyat sesuai asal daerah siswa. 
   - Diskusi kelompok heterogen budaya. 
   - Presentasi hasil cerita melalui drama/lagu/poster sesuai pilihan siswa. 

3. Asesmen: 
   - Penilaian lisan saat presentasi. 
   - Rubrik penilaian berbasis kreativitas dan pemahaman isi cerita. 


 

BAB VI
REFLEKSI GURU DAN SISWA


Refleksi Guru: 
- Apakah siswa merasa identitas budaya mereka dihargai? 
- Apakah strategi CRT meningkatkan keterlibatan siswa? 
- Apa yang bisa diperbaiki pada pembelajaran selanjutnya? 

Refleksi Siswa: 
- Apakah saya merasa bangga dengan budaya saya? 
- Apa yang saya pelajari dari budaya teman saya? 
- Bagaimana pengalaman ini membuat saya lebih menghargai perbedaan? 


 

BAB VII
PENUTUP


Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) sangat penting untuk diterapkan di Sekolah Dasar
karena keberagaman budaya merupakan realitas yang tidak bisa dihindari.
Dengan CRT, guru dapat merancang pembelajaran yang inklusif, adil, dan bermakna, sesuai semangat Kurikulum Merdeka.
Modul ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi guru dalam mengimplementasikan CRT di kelas.

DAFTAR PUSTAKA


Gay, G. (2010). Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice. Teachers College Press. 
Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristek. 
Nieto, S. (2017). Language, Culture, and Teaching: Critical Perspectives. Routledge. 

Sabtu, 30 Agustus 2025

MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM DENGAN STRATEGI UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD) UNTUK SEKOLAH DASAR

 

MODUL PEMBELAJARAN MENDALAM
DENGAN STRATEGI UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD)
UNTUK SEKOLAH DASAR




Disusun untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka





Oleh:
Guru Sekolah Dasar
2025


 

KATA PENGANTAR


Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Modul Pembelajaran Mendalam dengan Strategi Understanding by Design (UbD)
untuk Sekolah Dasar. Modul ini disusun sebagai panduan bagi guru dalam merancang, melaksanakan,
dan merefleksikan pembelajaran mendalam yang berorientasi pada kompetensi abad 21.


Melalui pendekatan UbD, guru diharapkan dapat memulai perencanaan dari tujuan akhir,
menentukan bukti asesmen yang jelas, dan merancang pengalaman belajar yang bermakna.
Dengan demikian, siswa tidak hanya menguasai materi, tetapi juga memiliki pemahaman konseptual
yang mendalam serta mampu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Penulis berharap modul ini dapat memberikan manfaat dan menjadi inspirasi bagi guru SD.


Tempat, 2025

Penyusun


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................. 1

BAB II KONSEP PEMBELAJARAN MENDALAM ........... 3

BAB III STRATEGI UNDERSTANDING BY DESIGN ....... 5

BAB IV PENERAPAN UbD DI SEKOLAH DASAR ........ 7

BAB V CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN UbD ....... 8

BAB VI REFLEKSI GURU DAN SISWA .................... 9

BAB VII PENUTUP .................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................ 11


 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang


Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya pembelajaran mendalam (deep learning)
yang berfokus pada pengembangan kompetensi, pemahaman konseptual, dan penerapan dalam konteks nyata.
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan strategi perancangan pembelajaran yang sistematis dan terarah.
Salah satu strategi yang relevan adalah Understanding by Design (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & McTighe.

B. Tujuan Modul


1. Memberikan pemahaman mengenai konsep pembelajaran mendalam di sekolah dasar. 
2. Menjelaskan strategi perancangan pembelajaran dengan model UbD. 
3. Memberikan contoh penerapan UbD dalam mata pelajaran di SD. 
4. Menjadi panduan praktis bagi guru dalam merancang pembelajaran berbasis UbD. 


 

BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN MENDALAM

A. Definisi


Pembelajaran mendalam adalah proses pembelajaran yang menekankan pada pemahaman makna,
penguasaan konsep, keterampilan berpikir kritis, serta kemampuan menghubungkan pengetahuan
dengan kehidupan nyata.

B. Karakteristik


1. Berpusat pada pemahaman, bukan hafalan semata. 
2. Menghubungkan antar konsep lintas disiplin. 
3. Memberi ruang eksplorasi, investigasi, dan refleksi. 
4. Mendorong kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. 
5. Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). 

C. Relevansi dengan Kurikulum Merdeka


Pembelajaran mendalam selaras dengan semangat Kurikulum Merdeka yang menekankan pengembangan
Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman dan bertakwa, bernalar kritis, kreatif, gotong royong, mandiri, dan berkebinekaan global. 


 

BAB III
STRATEGI UNDERSTANDING BY DESIGN (UbD)

A. Tahap 1: Desired Results (Hasil yang Diharapkan)


Guru menentukan tujuan akhir pembelajaran berdasarkan capaian pembelajaran (CP),
kompetensi, dan pemahaman mendalam yang diharapkan dikuasai siswa. 

B. Tahap 2: Assessment Evidence (Bukti Penilaian)


Guru merancang bukti nyata ketercapaian tujuan melalui asesmen formatif dan sumatif,
baik berupa tes, proyek, presentasi, maupun portofolio. 

C. Tahap 3: Learning Plan (Rencana Pembelajaran)


Guru menyusun rencana kegiatan belajar yang berorientasi pada pengalaman belajar siswa,
diferensiasi, serta penggunaan media dan sumber belajar yang relevan. 


 

BAB IV
PENERAPAN UbD DI SEKOLAH DASAR


Penerapan UbD di SD dapat dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik. 
Sebagai contoh, pada mata pelajaran IPAS dengan tema "Ekosistem", guru dapat merancang UbD dengan: 

- Desired Results: Siswa memahami hubungan antar makhluk hidup dan lingkungannya. 
- Assessment Evidence: Siswa membuat poster jaring-jaring makanan. 
- Learning Plan: Diskusi kelompok, observasi lapangan, dan presentasi hasil. 


 

BAB V
CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN UbD


Mata Pelajaran : IPAS 
Kelas/Semester : V/Genap 
Topik : Daur Air 

1. Desired Results: 
   - Siswa memahami proses daur air dan pentingnya bagi kehidupan. 

2. Assessment Evidence: 
   - Laporan hasil eksperimen sederhana tentang penguapan air. 
   - Poster daur air. 

3. Learning Plan: 
   - Eksperimen penguapan dengan wadah berisi air. 
   - Diskusi kelompok tentang dampak pencemaran air. 
   - Pembuatan poster daur air. 


 

BAB VI
REFLEKSI GURU DAN SISWA


Refleksi merupakan bagian penting dalam UbD. 

Refleksi Guru: 
- Apakah tujuan pembelajaran tercapai? 
- Apakah strategi diferensiasi efektif? 
- Apa yang perlu diperbaiki untuk pertemuan selanjutnya? 

Refleksi Siswa: 
- Hal baru apa yang saya pelajari? 
- Apa yang masih sulit dipahami? 
- Bagaimana pengetahuan ini bermanfaat dalam kehidupan saya? 


 

BAB VII
PENUTUP


Modul ini memberikan gambaran tentang bagaimana strategi Understanding by Design (UbD)
dapat diterapkan dalam pembelajaran mendalam di sekolah dasar.
Diharapkan guru dapat menggunakan pendekatan ini untuk menciptakan pengalaman belajar
yang lebih bermakna, relevan, dan berorientasi pada pengembangan Profil Pelajar Pancasila.  

DAFTAR PUSTAKA


Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design. ASCD. 
Kemendikbudristek. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristek. 
Suprihatiningrum, J. (2016). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA PBL KURIKULUM MERDEKA

  MODUL AJAR   PENDIDIKAN PANCASILA   Disusun Oleh : Nama                : Dedek Erja Juniarti, S.Pd NIM                 : 2...