Sabtu, 09 Agustus 2025

Pentingnya Integrasi Pembelajaran Sosial Emosional di Sekolah Dasar

 

JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 1

PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL (PSE) TOPIK 1

PENTINGNYA INTEGRASI PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

DI SEKOLAH DASAR

 

 

Disusun Oleh :

Nama              : Mohammad Deri Juniko, S.Pd

No. UKG        : 202300282696

Bidang Studi  : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

 

 

PESERTA PPG DALAM JABATAN GURU TERTENTU TAHAP II

LPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

TAHUN 2025

A.      PENDAHULUAN

Pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan peserta didik secara kognitif, tetapi juga mengembangkan karakter, kepribadian, dan keterampilan sosial yang seimbang. Dalam konteks inilah, Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) menjadi sangat penting untuk diintegrasikan dalam sistem pendidikan Indonesia, khususnya di jenjang sekolah dasar.

Pembelajaran sosial emosional menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) adalah proses dimana anak dan orang dewasa memperoleh dan menerapkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan identitas yang sehat, mengelola emosi dan mencapai tujuan pribadi dan kolektif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, membangun dan memelihara hubungan yang mendukung dan membuat keputusan yang bertanggung jawab dan penuh rasa kepedulian.

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) tidak hanya relevan dalam ruang kelas, tetapi juga perlu diintegrasikan secara menyeluruh ke dalam kehidupan warga sekolah: guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua. Lingkungan sekolah yang mendukung sosial emosional akan membentuk budaya positif dan pembelajaran yang lebih bermakna.

Sayangnya, dalam praktiknya, penguatan sosial emosional seringkali hanya difokuskan pada peserta didik, padahal lingkungan sosial yang sehat hanya dapat terbangun jika seluruh warga sekolah memiliki kesadaran dan keterampilan sosial emosional yang memadai. Jurnal ini mengkaji urgensi, strategi implementasi, serta dampak dari integrasi PSE kepada seluruh warga sekolah.

 

B.       TUJUAN PENULISAN

1.    Menjelaskan pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional bagi semua warga sekolah.

2.    Menguraikan strategi implementasi PSE secara menyeluruh dalam kehidupan sekolah.

3.    Menyediakan contoh nyata dan refleksi penerapan integrasi PSE di lingkungan pendidikan dasar.

 

C.      KONSEP DAN MANFAAT PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah proses pengembangan lima kompetensi sosial dan emosional (KSE) dalam diri murid secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah.

Menurut CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning) terdapat lima kompetensi yang ada dalam PSE diantaranya sebagai berikut:

1.        Self-awareness (Kesadaran Diri) yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, minat, nilai, dan kekuatan, memahami bagaimana cara belajar dan pemikiran diri. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah :

a.       Mengidentifikasi emoji dasar yaitu senang, bahagia, sedih;

b.      Merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil dengan selalu menggunakan bahasa yang positif.

2.        Self-management (Manajemen Diri) yaitu kemampuan untuk mengontrol dan mengelola emosi, pikiran, dan perilaku seperti stress secara efektif dalam berbagai situasi untuk mencapai tujuan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah :

a.     Mengajarkan teknik STOP, Teknik menghitung sampai 10 dan Mindfull Walking;

b.    Melakukan pembelajaran berbasis proyek.

3.        Social awareness (Kesadaran Sosial) yaitu kemampuan untuk memahami, mengenali, dan menghargai perbedaan perspektif, latar belakang, serta budaya orang lain yang berbeda dan menumbuhkan rasa empati. Secara tidak langsung akan membentuk suatu interaksi yang baik dari semua perbedaan yang beragam. Kegiatan yang dapat dilakukan :

a.     Menggunakan strategi Think-Ink-Pair-Share dan bermain peran;

b.    Kegiata Empati Walk dan membuat Gratitude Notes.

4.        Relationship skills (Keterampilan Sosial) yaitu kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat dan suportif berlandaskan kerja sama dan sikap hormat terhadap orang lain. Keahlian ini mampu membantu siswa untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan berkepanjangan. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah :

a.    Melakukan kegiatan simulasi budaya dan melakukan rapat kelas rutin;

b.    Bermain peran dan menganalisis kasus nyata.

5.        Responsible decision Making (Pengambilan Keputusan yang Bertanggungjawab) yaitu kemampuan untuk membuat pilihan yang tepat dengan mempertimbangkan faktor etika, akademik, dan standar masyarakat dalam berbagai situasi. Kemampuan ini dapat membantu siswa untuk berpikir secara rasional dan kritis dalam membuat keputusan.

 

Kelima kompetensi ini bukan hanya penting bagi anak, namun sangat relevan bagi orang dewasa di lingkungan sekolah.

Manfaat penerapan Pembelajaran Sosial Emosional secara luas antara lain:

1.        Meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan warga sekolah.

2.        Menciptakan budaya sekolah yang saling menghargai dan inklusif.

3.        Mengurangi konflik antar individu dan meningkatkan kerja sama.

4.        Meningkatkan efektivitas kepemimpinan dan pengambilan keputusan.

 

D.      URGENSI PSE UNTUK SELURUH WARGA SEKOLAH

1.      Kepala Sekolah

Sebagai pemimpin organisasi, kepala sekolah menentukan arah dan budaya institusi. Dengan kompetensi sosial emosional yang kuat, mereka mampu:

a.       Mengembangkan kepemimpinan yang empatik.

b.      Membangun relasi profesional yang sehat.

c.       Mendorong terciptanya lingkungan kerja yang mendukung dan positif.

 

2.      Guru

Guru adalah figur teladan bagi siswa. Mereka tidak hanya mengajar konten akademik, tapi juga membentuk karakter siswa melalui sikap dan perilaku sehari-hari. Guru yang cakap secara sosial dan emosional lebih mampu:

a.       Membangun hubungan positif dengan siswa.

b.      Mengelola kelas secara efektif.

c.       Menghindari kelelahan emosional atau burnout.

 

3.      Tenaga Kependidikan

Meskipun tidak mengajar langsung, staf administrasi, petugas kebersihan, dan keamanan memiliki interaksi rutin dengan siswa. Dengan pembekalan PSE, mereka bisa:

a.       Memberikan contoh sikap sopan dan saling menghargai.

b.      Menjadi bagian dari sistem pendukung sosial bagi siswa.

4.      Orang Tua

Pendidikan karakter yang konsisten hanya mungkin jika nilai-nilai sosial emosional juga diperkuat di rumah. Kolaborasi antara orang tua dan sekolah penting untuk:

a.       Membangun komunikasi yang terbuka.

b.      Mendukung keseimbangan emosi anak di rumah dan sekolah.

5.      Siswa

Tujuan utama PSE adalah membentuk siswa yang berkarakter kuat, memiliki empati, dan mampu bekerja sama. Siswa yang mendapatkan pembelajaran sosial emosional secara konsisten akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dalam menghadapi tantangan, bertanggung jawab dan disiplin serta peduli terhadap sesama.

 

E.       STRATEGI INTEGRASI PSE DALAM KEHIDUPAN SEKOLAH

Integrasi Pembelajaran Sosial Emosional harus menyeluruh dan berkelanjutan. Berikut adalah strategi-strategi utama:

1.      Pelatihan untuk Semua Komponen Sekolah

·      Pelatihan guru dan tenaga kependidikan tentang PSE.

·      Workshop parenting untuk orang tua.

·      Pelatihan kepemimpinan empatik bagi kepala sekolah.

2.      Kebijakan Sekolah Berbasis Karakter

·      Menetapkan nilai-nilai sekolah sebagai dasar interaksi.

·      Menyusun tata tertib yang mendidik, bukan menghukum.

3.      Integrasi dalam Pembelajaran

·      Menyisipkan refleksi emosional dalam RPP.

·      Menggunakan metode role-play dan diskusi nilai dalam pelajaran.

4.      Program Sekolah Ramah Anak

·      Membentuk tim PSE.

·      Membuka ruang curhat atau konseling emosional.

·      Menyediakan forum siswa untuk menyuarakan pendapat.

5.      Modelin dan Keteladanan

·      Semua warga sekolah harus menjadi contoh nilai-nilai sosial emosional.

 

F.       CONTOH PRAKTIK BAIK INTEGRASI PSE

1.      Integrasi PSE ke Warga Sekolah

Komponen Warga Sekolah

Strategi Integrasi PSE

Nilai PSE

Kepala Sekolah

Morning briefing motivatif, Kebijakan sekolah ramah anak, pengembangan budaya positif.

Kepemimpinan empatik dan positif serta inklusivitas

Guru

Refleksi harian, pembelajaran berbasis empati, manajemen kelas berbasis emosi, dan pujian afirmatif

Kesadaran diri, tanggung jawab, empati dan kepercayaan diri

Tenaga Kependidikan

Pelayanan ramah, Pelatihan layanan prima dan komunikasi asertif.

Sikap saling menghargai, Hubungan sosial, komunikasi sehat

Orang Tua

Buku penghubung emosional dan Workshop pengasuhan

Kolaborasi, komunikasi dan konsistensi nilai

Siswa

Jurnal emosi dan Diskusi kelompok kecil

Manajemen, Kerja sama dan tanggung jawab

 

2.      Integrasi PSE dalam Mata Pelajaran Sekolah Dasar

Mata Pelajaran

Contoh Integrasi PSE

Nilai Sosial Emosional

Bahasa Indonesia

Diskusi kelompok dan berbagi cerita pengalaman pribadi.

Empati, Komunikasi, Kesadaran Sosial

Matematika

Kerja kelompok menyelesaikan soal dan refleksi atas kesalahan.

Tanggung jawab, Ketekunan

IPAS

Meneliti dampak lingkungan dan berdiskusi mencari solusi bersama.

Peduli, Kerja Sama

PPKn

Diskusi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Kesadaran Diri, Moral, Toleransi

Seni Budaya

Menampilkan ekspresi diri melalui seni.

Ekspresi Emosi, Kreativitas

PJOK

Permainan kelompok dan refleksi sikap sportivitas.

Manajemen Emosi, Kerja Tim

 

 

G.      REFLEKSI DAN DAMPAK POSITIF

Sekolah yang mengintegrasikan PSE ke seluruh warganya akan menciptakan lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan mendukung. Siswa menjadi lebih percaya diri dan empatik, guru lebih tenang dalam menghadapi tantangan kelas, dan hubungan antarwarga sekolah menjadi lebih harmonis. Nilai-nilai sosial emosional menjadi bagian budaya yang hidup di sekolah, bukan hanya teori di atas kertas.

Dengan Pembelajaran Sosial Emosional, khususnya saya sebagai guru dapat mengarahkan siswa kita menjadi seseorang yang lebih unggul di dalam adab dan unggul di dalam ilmu yang mereka miliki. Pembelajaran sosial emosional sangat berperan penting dalam pembentukan karakter siswa. Karakter tersebut seperti jiwa simpati empati, mampu menjaga hubungan dengan baik dalam masyarakat, mampu mengenali dirinya sendiri, yang nantinya dapat menghasilkan keputusan dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh siswa tersebut.

Selain itu juga, selama proses integrasi PSE ke dalam pembelajaran, saya menyadari bahwa siswa lebih terbuka dalam menyampaikan pendapat dan lebih mampu mengelola konflik antar teman. Tantangan terbesar adalah konsistensi guru dalam membimbing proses refleksi emosi dan menciptakan suasana aman di kelas. Namun, manfaat jangka panjang dari integrasi ini terlihat dari peningkatan keaktifan, rasa percaya diri, dan kepedulian siswa dalam kehidupan sehari-hari.

 

H.      KESIMPULAN DAN PENUTUP

Integrasi Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ke seluruh warga sekolah bukanlah pilihan, tetapi sebuah keharusan untuk membentuk ekosistem pendidikan yang inklusif dan berkarakter. Ketika semua pihak di sekolah memiliki kecakapan sosial emosional, maka lingkungan belajar akan menjadi tempat yang aman, positif, dan mendorong perkembangan maksimal bagi siswa. Diperlukan komitmen kolektif, pelatihan berkelanjutan, dan pembiasaan yang konsisten agar Pembelajaran Sosial Emosional benar-benar menjadi bagian dari budaya sekolah, bukan sekadar program sementara. Sekolah yang berlandaskan nilai sosial emosional akan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang dalam berempati dan berinteraksi.

UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT

MIKE WIJAYA, S.Pd., G.r

(Kepala Sekolah)

“Saya tertarik untuk mengintegrasikan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini di sekolah dengan penerapan yang konsisten dan kolaboratif, sekolah akan menjadi ruang tumbuh yang sehat secara akademik dan emosional.”


 

BUSTAN KHOLIK, S.Pd.,M.Pd., G.r

(Guru / Wali Kelas VI)

“Saya menyadari bahwa pembelajaran tidak hanya berfokus pada perkembangan pengetahuan saja akan tetapi perkembangan emosi juga diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran.“


 

ABDUL RAHMAN BINA SALEH, S.Pd. (PGP)

 (Guru / Wali Kelas IV)

“Pembelajaran yang dilakukan oleh Bapak Deri ini ternyata memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan karakter peserta didik. Terima kasih Pak Deri. “


 

UMPAN BALIK PESERTA DIDIK


“Saya merasa sangat senang karena di awal pembelajaran kami ditanyakan perasaan hari ini. Dengan ini saya bisa mengelola emosi agar  tidak bertindak salah dan belajar untuk menghargai semua teman.”

 

    Aqil Rajendra / V. B

“Saya senang belajar hari ini, karena di kelas Pak Deri keberhasilan kecil kami diapresiasi dengan selalu menggunakan bahasa yang positif, kami menjadi lebih bersemangat lagi belajar di kelas.”

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA PBL KURIKULUM MERDEKA

  MODUL AJAR   PENDIDIKAN PANCASILA   Disusun Oleh : Nama                : Dedek Erja Juniarti, S.Pd NIM                 : 2...