Jumat, 28 Maret 2014

Makalah arti penting sosiologi dalam kehidupan masyarakat



BAB III PEMBAHASAN
Arti Penting Sosiologi Dalam Kehidupan Masyarakat Dan Perorangan.
Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte (tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’ tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logosyang artinya  ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku atau pattern sosial manusia. Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya (masyarakat). Syarat-syarat terbentuknya masyarakat :1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama, 2. Merupakan satu kesatuan, 3. Merupakan suatu sistem hidup bersama, yaitu hidup bersama yang menimbulkankebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-masing terikat dengan kelompoknya.
Arti penting Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat :
1. Menambah Pengetahuan Kebhinnekaan Sosial Seperti: keragaman ras, suku dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut system nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. Melalui pembelajaran sosiologi kita akan memperoleh pengetahuan tentang macam-macam karakteristik social individu maupun kelompok individu dalam masyarakat.
2. Menumbuhkan Kepekaan terhadap Toleransi Sosial Sosiologi bermanfaat untuk menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi social dalam pergaulan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling perngertian dan saling menguntungkan.
Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosila yang tidak dapat hidup sendiri dan
3
mandiri tanpa pertolongan orang lain, sehingga mesti membangun kerja sama saling menguntungkan antara umat manusia yang satu dengan yang lain.
3. Menghindari Konflik Sosial Pengetahuan sosiologi bermanfaat untuk menghindari konflik social, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antargolongan, antarsuku, maupun antarras. Pada dasarnya konflik social itu akan terjadi jika di antara dua kubu mempunyai prinsip-prinsip atau pola piker yang berbeda-beda.
4. Menghindari Dominasi Sosial Memahami sosiologi bermanfaat untuk menghindari terjadinya dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi kebudayaan. Dominasi social pada hakikatnya merupakan suatu bentuk penjajahan terselubung dari kelompok yang kuat kepada kelompok yang lemah, dari kelompok yang besar kepada kelompok yang kecil. Dengan tumbuhnya solidaritas social sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik social dan individu melalui sosiologi, maka dominasi social, dominasi politik, dominasi ekonomi, maupun dominasi budaya dapat dihindari, paling tidak dapat dikurangi.
5. Meningkatkan Integritas Nasional Memahami sosiologi bermanfaat untuk meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standart hidup yang tinggi. Sebagai bangsa yang majemuk, yang berbhinnekaan ras, suku, dan agama sering kali menimbulkan ekses-ekses yang negative. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan adanya saling pengertian dan kerja sama yang erat di antara unsure-unsur social yang saling berbeda pada masyarakat yang majemuk, sehingga dapat meningkatkan integritas social bagi masyarakat tersebut.

  1. Tahapan Perkembangan Fisik Manusia.
Tuhan menciptakan dua makhluk, yang satu bersifat anorganis (benda mati) dan yang lain bersifat organis (makhluk hidup). Benda yang menjadi pengisi bumi tunduk pada hukum alam (deterministis) dan makhluk hidup tunduk pada hukum kehidupan (biologis), tetapi yang jelas ciri-ciri kehidupan manusia sebagai makhluk yang tertinggi, lebih sempurna dari hewan maupun tumbuhan.Dari sekian banyak ciri-ciri manusia sebagai makhluk hidup, akal budi dan kemauan keras itulah yang merupakan sifat unik manusia.
  1. Pengertian Perkembangan Manusia
4

Dalam buku “Human Development”, definisi perkembangan manusia adalah proses
perubahan dan kemantapan/kematangan yang dilalui sepanjang rentang kehidupan seseorang. Tujuan ilmu perkembangan ini agar manusia lebih mengerti tentang dirinya. Perubahan dan kemantapan mencakup pada perkembangan fisik yang meliputi pertumbuhan tubuh dan otak, sensori, ketrampilan, kesehatan. Perkembangan kognitif yang meliputi belajar, perhatian, memori, bahasa, berfikir, berargumen dan kreativitas. Perkembangan psikososial  yang meliputi emosi, kepribadian dan hubungan sosial. Tapi tidak ada definisi yang baku dalam tahapan perkembangan ini, tergantung pada konstruk sosial yang dianut di masing-masing negara atau budaya. (Papalia et al, 2007)
  1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Perkembangan itu komplek, setiap individu dalam tahapan perkembangan yang sama menunjukkan perbedaan, seperti ukuran tubuh, keadaan emosi, intelegensi, dan sebagainya. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut Papalia et al (2007) dalam buku “Human Development” adalah:
a.  Keturunan (nature), yaitu sifat bawaan dari orang tua biologis, misalnya kecerdasan dan watak.
b.  Lingkungan (nurture), yaitu tempat dan kondisi sosial di mana individu tumbuh dan berkembang.
c.  Kematangan, kesiapan individu untuk menguasai ketrampilan baru, misalnya kematangan otak dan tubuh pada fase anak-anak awal, sehinggga mempunyai kemampuan untuk berjalan dan berbicara. Karakteristik diri dan pengalaman sangat berperan dalam beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
d.  Keluarga (cara mendidik, perhatian dan memperlakukan anak)
e.  Status sosial dan ekonomi (penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan, kemiskinan)
f.   Budaya (adat, tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, bahasa, perilaku modeling dari orang tua)
g.  Ras/suku (leluhur, bangsa, agama, bahasa, yang membentuk identitas diri)
  1. Pengaruh Normatif dan Non-normatif
5
Untuk mengerti kesamaan dan perbedaan di masa perkembangan, kita harus melihat apakah tahap perkembangan tersebut dialami oleh sebagian besar individu atau hanya individu tertentu. Pengaruh normatif adalah pengalaman yang dialami oleh hampir semua individu sepanjang rentang kehidupannya. Jadi mereka mengalami pengalaman yang sama sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengalaman normatif seperti kematangan seksual yaitu pubertas dan menopause, peran sosial yaitu dalam pendidikan, menikah, menjadi orang tua dan pensiun. Pengaruh non-normatif adalah peristiwa yang tidak biasa yang dialami individu yang berdampak dalam kehidupan individu. Suatu peristiwa yang terjadi pada suatu waktu di rentang kehidupan. Peristiwa non-normatif seperti menikah di usia remaja, meninggal sewaktu kecil, mengalami kecelakaan pesawat, memenangkan lotre.
  1. Tahap-Tahap Perkembangan Manusia
Dalam buku “Human Development” karangan Papalia et al (2007) disebutkan tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:
  1. Masa prenatal
  2. Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)
  3. Anak-anak awal (3-6 tahun)
  4. Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)
  5. Remaja /adolescence (11-20 tahun)
  6. Young adulthood (20-40 tahun)
  7. Middle adulthood (40-65 tahun)
  8. Late adulthood (65 tahun ke atas)
  1. Tugas-Tugas Perkembangan Manusia
Tahapan perkembangan manusia  mempunyai 3 dimensi tahapan perkembangan, yaitu perkembangan fisik, perkembangan kognisi dan perkembangan psikososial. Perkembangan fisik terdiri dari pertumbuhan fisik dan otak, kapasitas sensori, ketrampilan motorik dan perkembangan kesehatan. Sedangkan untuk perkembangan kognisi adalah berupa perubahan dalam kemampuan mental, contohya pembelajaran, perhatian, memori, bahasa, pemikiran, penalaran dan kreatifitas. Untuk perkembangan psikososial perubahan dalam emosi,
6
kepribadian, dan hubunga sosial. Pada bagian ini, penulis akan memaparkan tugas perkembangan sesuai rentang waktu pengalaman yang masih diingat oleh subyek. Ada lima tahapan perkembangan yang dilalui dan masih diingat oleh subyek, yaitu masa toddler, masa anak awal, masa anak petengahan, masa remaja dan masa dewasa awal.
    1. Bayi dan Toodler
Pada tahapan ini dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi  beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan  untuk belajar dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang tua, caregiver dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang seumuran.
    1. Anak-Anak Awal (Early Childhood)
Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi  mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di preschool dan kindergarten. Perkembangan psikososial meliputi  konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan.
7
    1. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)
Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, menigkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih konpleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya.
    1. Remaja (Adolescence)
Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun. Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif.
    1. Dewasa Awal (Young Adulthood)
Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini disebut dengan “masa muda” (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan dengan  kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan ( karir, nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun.
  1. Perkembangan Fisik
8
Tubuh manusia berubah mulai sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Sel sederhana berasal dari sel kromosom sperma yang identik dengan kromosom sel telur, pada prosesnya akan terjadi kromosom yang tidak homolog yang akan menjadi laki-laki. Lima minggu setelah terjadi konsepsi, bakal jantung mulai berdenyut yang selanjutnya akan membagi menjadi serambi kiri dan kanan pada minggu ke-9. Sedangkan pada minggu ke-13, janin sudah mulai berbentuk yang ditandai dengan berfungsinya berbagai organ, yang selanjutnya pada usia 18 minggu mulai terasa gerakan dari janin. Pada usia 32 minggu, janin mulai mempersiapkan diri untuk dilahirkan dengan kepala di bawah makin mendekati lubang kelahiran. Pada saat ini gerakan semakin berkurang. Perkembangan tercepat terjadi pada saat setelah kelahiran sampai remaja. Perubahan fisik yang sangat nyata, terjadi pada saat pubertas, yang ditandai di antaranya dengan tanda kedewasaan berupa tumbuhnya rambut pada daerah-daerah tertentu dan fungsi organ-organ reproduksi (organ genitalia).
Perkembangan pengetahuan pada manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan pengetahuan semasa anak-anak, berupa bimbingan yang baik oleh orang tua dan lingkungan yang terus akan terbawa sampai dewasa. Sampai usia 2 tahun, perkembangan kecerdasan sangat cepat, dari belajar, makan, berbicara dan berjalan. Pada usia 2 – 7 tahun rasa ingin tahu akan makin besar. Masa remaja merupakan masa pertentangan dengan dirinya maupun dengan orang dewasa, karena selalu berusaha untuk memposisikan diri sebagai orang dewasa walaupun secara emosional belum memadai. Selanjutnya, setelah usia 30 tahun, mulai dapat mengendalikan diri dan mampu menempatkan diri sebagai individu yang bertanggung jawab.
Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang dimakan (nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan emosional.
~Perkembangan Sifat dan Pemikiran Manusia
9
Sifat ingin tahu manusia berkembang seiring dengan perkembangan umur dan waktu dimana manusia tersebut hidup. Pada zaman pra sejarah manusia hidup dari berburu dan berladang yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, kemudian meningkat menjadi petani dan peternak yang menetap.Ada dua macam perkembangan alam pikiran manusia, yakni perkembangan alam pikiran manusia sejak dilahirkan sampai akhir hayatnya dan perkembangan alam pikiran manusia, sejak zaman purba hingga dewasa ini. Berikut ini,pengelompokan perkembangan kecerdasan manusia berdasarkan usia dari bayi hingga dewasa.
1.Masa bayi (0 – 2 Tahun)
Masa bayi menurut psikologi disebut juga sebagai periode sensomotorik. Pada periode ini,perkembangan kecerdasan bayi sangat cepat. Ia mulai belajar makan,berjalan,berbicara,dan mengikatkan diri pada orang lain. Dengan gerakan – gerakan anggota tubuhnya,ia belajar memadukan keterangan – keterangan melalui semua alat inderanya.
2.Masa Kanak – kanak ( 3 – 5 Tahun )
Masa kanak – kanak disebut sebagai periode praoperasional,dengan kisaran usia 2 – 7 tahun. Pada periode ini,dorongan keingintahuannya sangat besar,sehingga banyak yang menyebut masa ini sebagai masa bertanya.Apalagi pada masa ini si anak sudah memiliki keterampilan berbahasa lisan.Namun,pada masa ini pengungkapannya sering menggunakan lambang – lambang,seperti bermain mobil dengan garasinya menggunakan kotak kosong.
3.Masa Usia Sekolah ( 6 – 12 Tahun )
Masa ini disebut juga sebagai periode operasional nyata,dengan kisaran usia 7-11 tahun. Pada periode ini,anak sangat aktif,ditandai dengan perkembangan fisik, dan motorik yang baik. Para ahli psikologi menyebut juga masa ini sebagai “ masa tenang”,karena proses perkembangan emosional si anak telah mendapatkan kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuan individu. Perolehan pengetahuannya masih dengan induksi (pengamatan dan percobaan),walaupun sudah dimulai dengan menggunakan penalaran dan logika.
4.Masa Remaja ( 13 – 20 Tahun )
Masa remaja disebut juga periode operasional formal ( 11 – 15 tahun).Periode ini merupakan masa pertentangan (konflik),baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa. Mereka berusaha mengekspresikan dirinya sebagai orang dewasa,padahal secara fisik,mental,dan emosional belum mampu menggunakan nalar serta berhipotesis.
10

5.      Masa dewasa ( > 20 Tahun )
Masa dewasa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.Mereka mampu mengendalikan perilakunya dengan baik,menempatkan dirinya sebagai anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggung jawab.
  1. Perkembangan Kognitif
Pikiran sehat menyatakan cara berfikir pemuda berbeda dengan anak-anak dan remaja. Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.
  1. Perkembangan Moral
Dalam teori Kohlberg, masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks. Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka tentang benar dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal demi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri.
  1. Perkembangan Psikososial
Tahap perkembangan psikososial Erikson, masa dewasa awal ini berada pada tahap ke-6 yaitu “intimidasi vs isolasi”, Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan.
  1. Arti Pentingnya Sosiologi Bagi Perorangan.
Sosiologi terhadap seseorang individu adalah kemampuan orang tersebut dalam menilai
11
seseorang dan menemukan cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang lain akan terasah dengan baik dan tentu saja skill semacam ini sangat berguna, baik untuk keperluan pribadi maupun keperluan dalam melakukan pekerjaan.
1.Keteraturan pada pola hidup di lingkungan.
Manusia dalam mencapai pola hidupnya di hadapkan pada dua pilihan yaitu ingin lebih baik ataukah sebaliknya? Di dalam ilmu sosiologi bermasyarakat dengan berdampingan tidak hanya asal kumpul, asal mengikuti dalam hal apa saja. Di sini sosiologi memberi manfaat bagaimana seseorang di beri batasan dan di beri aturan-aturan yang cenderung mutlak secara umum maupun dari sisi spiritual dalam tanda kutip. Seseorang terlihat mempunyai pola hidup yang baik apabila ia memberlakukan, menghormati, serta melaksanakan dari aturan-aturan yang ada, serta poin jela yang perlu di garis bawahi tidak menganggap aturan itu menjadikan arti di larangnya hak kebebasan pola hidup di lingkungan masyarakat menjadi bekal serta cirri dari setiap pribadi seseorang di manapun ia berada, ia sudah mengerti aturan yang seimbang memanage diri. Ciri pola hidup yang teratur merefleks, spontan dengan mengingat aturan-aturan yang baik untuk dirinya dan orang lain, maka ia berhasil membuat pola hidup yang tahu akan aturan pada lingkungannya.
2.Menghormati pada sebuah perbedaan.
Sosiologi memberikan manfaat bagaimana seseorang dapat saling menghormati dari semua bukti-bukti yang teruji memberikan pengertian perbedaan apapun dapat di satukan dan saling menguatkan dari sisi-sisi yang berbeda. Contohnya dalam sebuah perbedaan pendapat pada forum yang sangat penting untuk mewujudkan satu persamaan yang saling di butuhkan satu dengan yang lainnya tanpa ada sikap dan perilaku yang membuat perbadaan itu seakan-akan yang menjadikan diri seorang rendah, merasa tidak adil. Karena memang hak asasi manusia adalah mutlak pada siapapun itu.
3.Menciptakan Kerjasama antar pihak.
Pengetahuan sosiologi menciptakan macam-macam ide sosial pada pembangunan sebuah kemajuan ilmu-ilmu sosial keterkaitan akan kerjasama antar pihak tertentu untuk mencapai sesuatu yang saling menguntungkan dan tidak merugikan pihak lain. Pada proses
12
kerjasama pun terdapat interaksi dan timbal balik yang di inginkan oleh orang-orang yang terlibat kerjasama. Kerjasam memerlukan standart mutu yang ditentukan pada manfaat kerjasama yang baik, seperti apa yang menjadi ciri penelitian terapan.
4.Penyesuaian Diri pada Lingkungan
Sosiologi juga memberi manfaat penuntun, pengarah pada setiap diri seseorang dalam menempatkan diri pada suatu lingkungan masyarakatnya serta pemahaman pada setiap karakterisasi lingkungan tempat yang kita sedang berdiri. Sebagaimana pada sosiologi kontak langsung dengan seseorang tidak dapat di hindari. Dimana dapat memberikan pengetahuan cara bersosialisasi kumpul dengan khalayak dengan hanya mendahulukan ego sendiri termasuk penghambat untuk kita lebih menyesuaiakan lingkungan. Karena rasa ke-AKUan tidak bisa membuat proses-proses berbaur lebih baik pada pihak manapun.
5.Perbaikan Diri Menanggapi Masalah
Sosiologi juga tak jauh dari materi yang pernah ada tentang penngendalian, adapun termasuk pengendalian diri dalam melihat satu titik masalah yang tidak bisa di keluarkan dan dipecahkan dengan amarah, merasa benar dan seolah-olah kesalahan selalu di pihak lain. Musyawarah dengan saling mengakui dan saling meraba diri atau introspeksi diri “apa yang kurang dari diri saya, perilaku saya ?” tidak hanya berselisih satu sama lain, karena kita saling berdampingan untuk saling mengisi dengan tanggung jawab serta langkah dewasa untuk tidak terpuruk pada masalah. Kita perlu berinteraksi dan berhati-hatidi setiap mengambil keputusan untuk tidak masuk pada lubang yang sama.





13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar