Jumat, 28 Maret 2014

Makalah saya warga negara yang baik



BAB III PEMBAHASAN
1.Apa yang dimaksud dengan warga negara yang baik ?
Menjadi warga negara yang baik adalah mimpi dan harapan setiap penduduk di Indonesia. Warga negara yang baik adalah warga negara yang tertib, patuh dan disiplin dalam menjalani tatanan pengelolaan negara. Juga warga yang tidak terlalu banyak menimbulkan masalah bagi kehidupan di sekitarnya. Namun, untuk menjadi seorang warga negara yang baik ternyata tidak semudah sebagaimana yang diharapkan sebelumnya. Para mubaligh, ulama dan pemuka agama menyebutkan, sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Jika kita ingin menjadi warga negara yang baik, logikanya adalah kita juga harus menjaga lingkungan kita bersih dan nyaman. Selain menjadi warga negara yang baik, secara otomatis kita juga menjalankan ibadah dengan baik pula. Pada kenyataannya kita dihadapkan pada permasalahan yang berat. Sampah berserakan di mana-mana. Limbah pabrik dibuang seenaknya. Sungai selalu dipenuhi oleh sampah. Niatan kita untuk menjadi warga negara yang baik, sulit sekali terwujud jika apa yang terjadi sungguh diluar kemampuan kita untuk membenahinya. Sudah satu poin kenyataan bahwa menjadi warga negara yang baik adalah sangat berat. Dalam ruang tunggu kantor pajak pratama, ditulis besar-besar kalimat " ORANG BIJAK, TAAT PAJAK". Jika kita taat dalam membayar pajak, selain bisa disebut sebagai orang bijak, kita juga termasuk sebagai warga negara yang baik. Namun, keikhlasan dan niat untuk menjadi warga negara yang baik dengan cara taat membayar pajak, baik itu pajak bumi & bangunan, pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, ternyata ternodai oleh rasa pesimis yang besar. Pajak yang semestinya untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat, ternyata dikorupsi alias dikemplang alias digelapkan oleh pejabat di lingkungan pajak. Mengantri, atau tertib sesuai prosedur dalam sebuah layanan umum adalah salah satu ciri warga negara yang baik. Namun, mengantri adalah juga sebuah pekerjaan yang melelahkan. Buktinya adalah, ada sebagian warga yang rela mengeluarkan uang ekstra demi setiap urusannya selesai terlebih dahulu dengan mengorbankan warga lain yang rela antri dengan tertib. Hal ini sebenarnya bisa dicegah jika petugas yang menangani urusan tersebut tegas menolak uang ekstra dan meminta warga nakal tersebut masuk ke antrian. Pada kenyataannya, justru para petugas tersebut yang memberikan peluang. Pada akhirnya, hanya warga negara yang baiklah yang harus mengalah, meski dengan berat hati.
3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar