BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Negara- Negara Fasis
Negara
fasis adalah negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator
sehingga rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat. Sejak semula, fasisme sangat
menentang komunisme, sosialisme, dan liberalisme. Fasisme ingin membentuk
negara otoriter- totaliter.
Dalam
negara yang otoriter- totaliter, seluruh aspek ekonomi, sosial dan politik
ditentukan oleh satu partai penguasa. Kaum fasis sangat mengutamakan dan
mengagungkan perang dan disiplin militer. Selain itu, negara fasis
mengembangkan perasaan nasionalisme yang sangat berlebihan disertai dengan
semangat heroisme dikalangan masyarakat luas. Oleh sebab itu, negara- negara
fasis sangat agresif. Hal ini merupakan salah satu penyebab pecahnya Perang
Dunia II. Adapun, negara- negara yang melambangkan paham fasisme, yaitu Italia
di bawah Mussolini, Jerman di bawah Hitler, dan Jepang di bawah Kaisar
Hirohito.
- Fasisme Italia di bawah Mussolini
Tidak
hanya negara yang kalah perang yang mengalami masalah ekonomi dalam negerinya,
tetapi negara- negara yang merasa menang perang pun tidak luput dalam krisis
tersebut. Italia yang masuk dalam Blok Sekutu pada waktu Perang Dunia I
mengalami masalah di bidang ekonomi di dalam negerinya sehingga mendorong timbulnya
gerakan dari partai yang menentang dari Raja Victor Immanuel III di bawah
pimpinan Benito Mussolini melalui Partai Fasis.
Meskipun
Mussolini memegang kekuasaan pemerintahan secara dictator setelah merebutnya
dari tangan Raja Victor Immanuel III, ia tidak berhasil memulihkan keadaan
ekonomi negara. Dengan demikian, pemerintah memutuskan untuk mengalihkan
perhatian rakyat dengan perang ke luar negeri, yaitu dengan menyerbu Abbesinia
(Ethiopia) pada tahun 1934.
- Naziisme Jerman di bawah Hitler
Sebagai
negara yang kalah dalam Perang Dunia I, situasi dalam negeri Jerman mengalami
krisis ekonomi yang sangat hebat, situasi ekonomi yang sangat labil, inflasi
melonjak, dimana- mana pengangguran bertambah banyak. Sementara itu, selain
tidak bisa mengatasi masalah ekonomi, pemerintah juga tidak mampu membayar uang
ganti rugi perang kepada pihak Sekutu.
Ketidakmampuan
pemerintah Jerman mengatasi krisis ekonomi mengakibatkan rakyat tidak lagi
mempercayai pemerintah sehingga mendorong timbulnya partai- partai baru yang
bersifat lebih keras, seperti Partai Spartacis (komunis), Partai Sosial
Demokrat, dan Partai Nasional Sosialis. Partai terakhir ini disebut National Sozialistiche Deutsche Arbeiter
Partei atau NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Kesengsaraan menurut Hitler
diakibatkan karena kalah perang. Orang komunis dan yahudi disebut sebagai
pengacau ekonomi Jerman. Selama memimpin Jerman, Hitler bertindak sangat
diktator.
- Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito
Pada
masa kekaisaran Hirohito, perindustrian Jepang semakin berkembang dan kehidupan
politik bertumpuh dengan kuat pada pemerintahan parlemen. Akan tetapi,
kemunculan faktor- faktor baru pada masa itu dapat merusak dan menurunkan
wibawa dan pengaruh partai- partai politik, antara lain kehidupan perekonomian
bangsa Jepang semakin tidak menentu. Selain itu, kepercayaan rakyat terhadap
partai politik semakin merosot karena beberapa skandal terbuka di muka umum.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum ekstrimis dan kaum militer sehingga
memperburuk keadaan Jepang saat itu. Bahkan, partai politik digabungkan dan
rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina.
Sejarah
politik Jepang berakhir dengan dihapusnya seluruh partai politik dan digantikan
dengan sebuah gabungan partai nasional yang hanya formalitas saja. Sama halnya
dengan fungsi parlemen yang kurang mampu menyumbangkan gagasan atau menyaring
berbagai kebijakan dari penguasa. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya
Perang Pasifik pada tahun 1942.
2.2 Latar belakang terjadinya
Perang Dunia II
Keadaan
damai di Benua Eropa pasca perang- Perang Dunia I hanya berlangsung tidak lebih
dari 15 tahun. Pada periode 1930- an keadaan politik dunia kembali memanas
menyerupai kondisi politik pada 1900- 1912, sebelumnya meletusnya Perang Dunia
I. Maka negara- negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I segera
mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih
dahsyat dari perang yang sebelumnya.
Politik
revanche idea (semangat membalas)
terus dikembangkan dan dihembuskan oleh negara- negara kalah dalam Perang Dunia
I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman, Italia, dan
Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya perang Dunia II. Oleh karena
itu, banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari
Perang Dunia I.
Pada
hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II sama dengan Perang Dunia I, yakni
terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum melatarbelakangi politik
dunia pasca Perang Dunia I.
- Sebab Umum
- Kegagalan Liga Bangsa- Bangsa (LBB)
LBB
yang diharapkan dapat menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan perdamaian
dunia, ternyata tidak menjalankan peranannya dengan baik. Seperti pada tahun
1935, ketika Italia melakukan agresi itu. Oleh karena itu, dalam waktu satu
tahun Italia dapat menguasai Ethiopia.
- Perlombaan Senjata
Industri
angkatan perang berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan dari keuangan
Negara. Sebagian besar anggaran belanja Negara ditujukan untuk bidang industry
agar dapat membangun kembali industry yang telah hancur pada masa Perang Dunia
I.
Tiap-
tiap Negara berusaha saling mengungguli lawan- lawan mereka dengan
memperlengkapi persenjataannya. Curiga- mencurigai diantara sesame Negara Eropa
sering muncul sehingga menyebabkan masing- masing Negara mempersiapkan diri
untuk menghadapi kemungkianan adanya serangan dari Negara- Negara lain atau
untuk menyerang Negara lain.
- Persekutuan dan Pertentangan Paham
Berkembangnya
berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan Negara- Negara Eropa
membentuk persekutuan- persekutuan berdasarkan kepentingan ideology yang
berkembang di Negara masing- masing.
Menjelang
Perang Dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu paham
Komunis yang dipimpin Rusia (Blok Komunis), paham Fasis yang totaliter dipimpin
Jerman dan Italia (Blok Fasis), serta paham Demokrasi dan Liberalisme yang
dipimpin Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis (Blok Demokrasi).
Terjadinya
Blok- blok ini sebagai akibat dari timbulnya politik mencari kawan yang sepaham
dan seperjuangan (aliansi). Dari sinilah, mulai timbul saling mencurigai antara
satu Negara (besar ) dan Negara (besar) lainnya. Dunia Barat, termasuk Italia
dan Jerman mulai mencurigai Komunisme Rusia. Selanjutnya, Rusia dan sekutunya
mencurigai gerakan Fasisme di Italia dan Nazisme yang berkembang pesat di
Jerman. Ketegangan di antara Negara-negara tersebut mulai menghangat dan
,masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari Negara lain.
- Sebab Khusus
Sebab
khusus yang memicu meletusnya perang dunia II adalah serangan jerman atas
polandia pada 1 september 1939. Serangan
yang dilancarkan jerman telah mengawali pertempuran dunia di front Eropa.
Sedangkan sebab khusus yang mengawali perang dunia II di kawasan Asia pasifik
adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di pearl Harbour,
Hawaii oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali
berkobarnya perang pasifik atau perang
asia Timur Raya.
2.3 Jalannya Perang Dunia II
Setelah
Jerman melancarkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939, tiga hari
kemudian, 3 September 1939 Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap
Jerman. Maka, dimulailah Perang Dunia II antara Blok Axis (poros) yang dipimpin Jerman dengan Blok Sekutu yang dipimpin
Inggris, dengan politik lebensraum,
pada 9 April 1940 tentara Jerman dalam waktu singkat melakukan serangan secara
besar- besaran ke wilayah utara dan berhasil menduduki Denmark dan Norwegia.
Pada 10 Mei 1941, pasukan Jerman melakukan serangan pula ke wilayah barat,
yaitu ke negeri Luxemburg, Belanda, Belgia dan selanjutnya mengancam Prancis.
Pada
10 Juli 1940, Italia terjun ke kancah peperangan dengan memihak Jerman.
Akhirnya dengan gempuran- gempuran yang sangat dahsyat dari Jerman dan Italia
selama 12 hari, Prancis dapat ditaklukan pada 22 Juni 1940. Selanjutnya Jerman
mencoba untuk menguasai Inggris. Namun serangan- serangan Jerman, baik angkatan
udara maupun darat dapat dipatahkan oleh pasukan Inggris di bawah pimpinan
Perdana Menteri Winston Churchill. Jerman dan Italia kemudian menduduki daerah
Balkan dan mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia di bawah
pimpinan Josep Broz Tito.
Pada
22 Juni 1941, Jerman memulai serangan- serangan kearah timur, yaitu Rusia.
Serangan- serangan tersebut berhasil dengan gemilang sehingga negara- negara
Sekutu dalam posisi bertahan. Namun pada musim dingin 1944, pasukan Rusia dapat
memukul mundur pasukan Jerman dengan menerobos jauh kea rah Polandia, Rumania,
Yugoslavia, Hongaria sehingga dapat mengusir pasukan Jerman dari daerah Balkan.
Di
Pasifik, Jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan melakukan pemboman
terhadap pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Hawaii pada 7 Desember
1941. Keesokan harinya, Amerika menyatakan perang dengan Jepang dan negara
poros lainnya. Dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil merebut koloni Inggris di
Malaya dan Burma, koloni Amerika di Filipina, koloni Belanda di Indonesia, dan
sejumlah pulau di pasifik. Untuk membalas serangan Jepang, Sekutu menyusun
strategi dengan melakukan taktik “loncat katak” (jumping frog). Strategi ini
dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur dan Laksamana Chester Nimitt.
Pada
7 Mei 1942, sekutu berhasil menghancurkan tentara Jepang di laut Karang dekat
Papua. Setelah itu, pada 1945, Sekutu berhasil merebut Filipina dan Indocina.
Tentara Jepang akhirnya menyerah pada sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah
sebelumnya Hiroshima dan Nagasaki dibom atom pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Sebelumnya,
pasukan Sekutu di bawah pimpinan Montgomery pada 23 Oktober 1942 mendapat
kemenangan dalam Perang El- Alamein di Afrika Utara. Disusul oleh kemenangan
Amerika di Aljazair, Inggris- Amerika di sisilia dan Italia Utara. Adapun, di
Italia serangan Sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan Jerman. Namun,
pada 3 September 1943 Italia akhirnya dapat ditaklukkan.
Pada
6 Juni 1944, Jenderal Eisenhower memimpin pasukan Sekutu untuk menyerang Jerman
yang menguasai Prancis di Norwegia, Normandia, dan Prancis Selatan. Serangan-
serangan itu berhasil dilancarkan dengan direbutnya Prancis pada 24 September
1944.
Pada
awal 1945, pasukan Sekutu melancarkan serangan langsung ke wilayah Jerman dan
berhasil menduduki kota Berlin. Pasukan Jerman terdesak. Pada 7 Mei 1945,
Jerman akhirnya menyerah kepada Sekutu. Dengan menyerahnya Jerman dan Jepang
kepada Sekutu, berakhirnya Perang Dunia II terulang kembali oleh Jerman dan
Italia.
Akhir
dari Perang Dunia II ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Potsdam antara
Jerman dan Sekutu pada 17 Juli- 2 Agustus 1945 dan Perjanjian San Fransisco pada
8 September 1951 antara Jepang dan Sekutu. Pihak yang kalah perang diharuskan
ganti rugi perang, pembagian wilayah, pembagian daerah- daerah yang direbut
pada masa perang. Selain itu, mereka yang bertindak sebagai otak Perang Dunia
II dinyatakan sebagai penjahat perang dan diadili di depan Mahkamah Internasional.
(Djaja, 2012: 190- 199).
2.4 Perjanjian dan Konferensi Perdamaian
selama Perang Dunia II
- Perjanjian Postdam
Perjanjian
Postdam tanggal 2 Agustus 1945 antara Jerman dengan Sekutu, dihadiri oleh
Thurman, Stalin, Attlee, melahirkan keputusan- keputusan antara lain :
- Jerman dibagi atas empat daerah pendudukan yaitu Jerman Timur oleh Rusia dan Jerman Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Begitu pula kota Berlin yang terletak di tengah- tengah daerah pendudukan Rusia atas empat yaitu Berlin Timur oleh Rusia dan Berlin Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
- Danzig dan daerah Jerman bagian Timur sungai Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia.
- Demiliterisasi Jerman.
- Penjahat perang harus dihukum.
- Jerman harus membayar ganti rugi perang.
- Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Jepang (1945 di Jepang)
Melahirkan
keputusan- keputusan antara lain :
- Kepulauan Jepang diberikan kepada tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
- Kepulauan Kurilae dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia, Mancuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina, kepulauan- kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat, Korea akan dimerdekakan dan sementara diduduki Amerika Serikat (di bagian Selatan) dan Rusia ( di Utara).
- Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Italia (1945 di Paris)
Melahirkan keputusan- keputusan antara
lain :
- Daerah Italia diperkecil.
- Trist menjadi negara merdeka dibawah PBB.
- Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali.
- Semua jajahan di Afrika Utara diambil oleh Inggris.
- Italia harus membayar kerugian perang.
- Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Austria (1945 di Austria)
Melahirkan
keputusan- keputusan antara lain :
- Kota Wina dibagi atas 4 daerah pendudukan di bawah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia.
- Syarat- syarat lain belum dapat ditentukan pada saat itu karena keempat negara tersebut belum dapat mengadakan persetujuan.
- Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Bulgaria, Rumania, dan Finlandia
Perjanjian
ini ditentukan di Paris tahun 1941 melahirkan keputusan- keputusan diantaranya
:
- Masing- masing daerah tersebut diperkecil.
- Masing- masing daerah harus membayar ganti rugi perang.
Sedangkan
konferensi- konferensi yang diadakan selama Perang Dunia II baik mengenai
siasat perang maupun perdamaian antara lain :
- Konferensi Atlantik
Konferensi
ini berlangsung pada 14 Agustus 1941 antara FD Roosvelt dan Wilson Churcil yang
melahirkan Atlantik Charter.
- Konferensi Casablanca
Konferensi
ini berlangsung pada bulan Januari 1943 antara FD Roosvelt dan Wilson Churcil
yang merencanakan penyerbuan, tentara Sekutu masuk di Eropa untuk memaksa
tentara Amerika Serikat.
- Konferensi Moscow
Konferensi
ini berlangsung pada bulan Oktober 1943 antara menteri- menteri luar negeri
Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris yang menyatakan bahwa segera dibentuk
organisasi internasional yang menjamin perdamaian.
- Konferensi Kairo
Konferensi
ini berlangsung pada bulan November 1943 antara Roosvelt, Churcil, dan Chiang
Kaishek yang menyatakan bahwa mereka akan terus bertempur sampai Jepang
menyerah tanpa syarat.
- Konferensi Teheran
Konferensi
ini berlangsung pada bulan Desember 1943 antara Stalin, Roosvelt, dan Churcil
yang menyatakan bahwa keputusan konferensi Kairo diterima baik oleh Stalin dan
kerjasama Amerika Serikat, Inggris dan Rusia akan berlangsung meskipun perang
telah berakhir.
- Konferensi Yalta
Konferensi
ini berlangsung pada bulan Februari 1945 antara Stalin, Roosvelt, dan Churcil
yang menyatakan bahwa :
- Mereka telah merencanakan penyerahan Jerman yang tidak bersyarat.
- Mereka akan membentuk organisasi internasional untuk menjamin perdamaian dan keamanan dunia.
- Pada tangggal 25 April 1945 akan diadakan United Nations Conference di San Fransisco. (Ahyani, 2006: 78- 80).
- Perjanjian San Fransisco
Perjanjian
Perdamaian Sekutu dengan Jepang (San Francisco Peace Treaty) atau lebih dikenal
sebagai Perjanjian San Francisco (Treaty of San Francisco) antara Sekutu dan
Jepang secara resmi ditanda tangani oleh 49 negara, yaitu Afrika Selatan,
Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia,
Brasil, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti,
Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu Britania
Raya dan Irlandia Utara, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Laos, Lebanon, Liberia,
Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Perancis,
Peru, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uruguay,
Venezuela, Vietnam, Yunani, dan Jepang pada 8 September 1951 di San Francisco,
California. Perjanjian ini berlaku efektif mulai 28 April 1952. Isi perjanjian
San Fransisco, yaitu:
- Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat
- Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemilknya
- Penjahat perang akan dihukum
- Jepang harus membayar ganti rugi perang
Perjanjian
San Francisco secara resmi mengakhiri Perang Dunia II, dan mengakhiri secara
resmi kedudukan Jepang sebagai kekuatan imperialis, dan mengalokasikan
kompensasi untuk warga sipil Sekutu dan mantan tawanan perang yang menderita
kejahatan perang Jepang. Perjanjian ini sebagian besar didasarkan pada Piagam
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia. (http://yhozie-punsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html)
di akses 24 Februari 2014.
2.5 Dampak dari Perang Dunia II
Perang
Dunia II merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi selama
ini. Perang ini menelan korban yang sangat besar, yakni sekitar 40 juta orang.
Perang ini juga membawa akibat besar bagi dunia terutama terjadi perubahan-
perubahan di bidang ekonomi, politik dan sosial.
- Bidang Politik
Munculnya
dua kekuatan besar dunia (adikuasa atau super power), yakni Amerika Serikat
dengan ideologi liberalisme, dan Uni Soviet dengan ideologi komunisme. Terjadi
persaingan di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat munculnya Perang
Dingin (cold war). Namun Perang Dingin ini sudah pudar bahkan berakhir setelah
Uni Soviet terpecah pada 1991 menjadi Commonwealth of Independent State (CIS).
Pada
masa Perang Dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara- negara
sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty
Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-
negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah fakta warsawa,
yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur. Munculnya
negara- negara merdeka di Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan,
dan Srilanka.
- Bidang Ekonomi
Setelah
Perang Dunia II berakhir, perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga
Amerika Serikat ketakutan pihak komunis akan mempengaruhi negara- negara yang
sedang kesulitan. Untuk itu, Amerika Serikat memberikan bantuan (kredit) bagi
negara- negara Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II. Akibatnya paham
komunis dapat dibendung diwilayah Eropa Barat. Selain itu, negara Jerman dan
Jepang muncul sebagai negara industry besar setelah mendapat bantuan dari
Amerika Serikat.
- Bidang Sosial
Munculnya
keinginan yang kuat dari sebagian besar negara di dunia menciptakan perdamaian
abadi. Dari tekad inilah muncul lembaga internasional yang berwibawa dalam
melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) pada tahun 1945.
Adapun para pelopor pendiri PBB ialah Franklin Delano Roosevelt (Amerika),
Winston Churchill (Inggris), dan Josef Stalin (Uni Soviet). (Djaja, 2012: 199-
201).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar