Sabtu, 22 Maret 2014

Sejarah Eropa. PERANG DUNIA II



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahirnya Negara- Negara Fasis
Negara fasis adalah negara yang menjalankan kekuasaan pemerintahannya dengan cara diktator sehingga rakyat tidak bebas mengeluarkan pendapat. Sejak semula, fasisme sangat menentang komunisme, sosialisme, dan liberalisme. Fasisme ingin membentuk negara otoriter- totaliter.
Dalam negara yang otoriter- totaliter, seluruh aspek ekonomi, sosial dan politik ditentukan oleh satu partai penguasa. Kaum fasis sangat mengutamakan dan mengagungkan perang dan disiplin militer. Selain itu, negara fasis mengembangkan perasaan nasionalisme yang sangat berlebihan disertai dengan semangat heroisme dikalangan masyarakat luas. Oleh sebab itu, negara- negara fasis sangat agresif. Hal ini merupakan salah satu penyebab pecahnya Perang Dunia II. Adapun, negara- negara yang melambangkan paham fasisme, yaitu Italia di bawah Mussolini, Jerman di bawah Hitler, dan Jepang di bawah Kaisar Hirohito.
  1. Fasisme Italia di bawah Mussolini
Tidak hanya negara yang kalah perang yang mengalami masalah ekonomi dalam negerinya, tetapi negara- negara yang merasa menang perang pun tidak luput dalam krisis tersebut. Italia yang masuk dalam Blok Sekutu pada waktu Perang Dunia I mengalami masalah di bidang ekonomi di dalam negerinya sehingga mendorong timbulnya gerakan dari partai yang menentang dari Raja Victor Immanuel III di bawah pimpinan Benito Mussolini melalui Partai Fasis.
Meskipun Mussolini memegang kekuasaan pemerintahan secara dictator setelah merebutnya dari tangan Raja Victor Immanuel III, ia tidak berhasil memulihkan keadaan ekonomi negara. Dengan demikian, pemerintah memutuskan untuk mengalihkan perhatian rakyat dengan perang ke luar negeri, yaitu dengan menyerbu Abbesinia (Ethiopia) pada tahun 1934.
  1. Naziisme Jerman di bawah Hitler
Sebagai negara yang kalah dalam Perang Dunia I, situasi dalam negeri Jerman mengalami krisis ekonomi yang sangat hebat, situasi ekonomi yang sangat labil, inflasi melonjak, dimana- mana pengangguran bertambah banyak. Sementara itu, selain tidak bisa mengatasi masalah ekonomi, pemerintah juga tidak mampu membayar uang ganti rugi perang kepada pihak Sekutu.
Ketidakmampuan pemerintah Jerman mengatasi krisis ekonomi mengakibatkan rakyat tidak lagi mempercayai pemerintah sehingga mendorong timbulnya partai- partai baru yang bersifat lebih keras, seperti Partai Spartacis (komunis), Partai Sosial Demokrat, dan Partai Nasional Sosialis. Partai terakhir ini disebut National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partei atau NAZI yang dipimpin oleh Adolf Hitler. Kesengsaraan menurut Hitler diakibatkan karena kalah perang. Orang komunis dan yahudi disebut sebagai pengacau ekonomi Jerman. Selama memimpin Jerman, Hitler bertindak sangat diktator.
  1. Militerisme Jepang di bawah Kaisar Hirohito
Pada masa kekaisaran Hirohito, perindustrian Jepang semakin berkembang dan kehidupan politik bertumpuh dengan kuat pada pemerintahan parlemen. Akan tetapi, kemunculan faktor- faktor baru pada masa itu dapat merusak dan menurunkan wibawa dan pengaruh partai- partai politik, antara lain kehidupan perekonomian bangsa Jepang semakin tidak menentu. Selain itu, kepercayaan rakyat terhadap partai politik semakin merosot karena beberapa skandal terbuka di muka umum. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum ekstrimis dan kaum militer sehingga memperburuk keadaan Jepang saat itu. Bahkan, partai politik digabungkan dan rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina.
Sejarah politik Jepang berakhir dengan dihapusnya seluruh partai politik dan digantikan dengan sebuah gabungan partai nasional yang hanya formalitas saja. Sama halnya dengan fungsi parlemen yang kurang mampu menyumbangkan gagasan atau menyaring berbagai kebijakan dari penguasa. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya Perang Pasifik pada tahun 1942.
2.2 Latar belakang terjadinya Perang Dunia II
Keadaan damai di Benua Eropa pasca perang- Perang Dunia I hanya berlangsung tidak lebih dari 15 tahun. Pada periode 1930- an keadaan politik dunia kembali memanas menyerupai kondisi politik pada 1900- 1912, sebelumnya meletusnya Perang Dunia I. Maka negara- negara yang pernah terlibat dalam Perang Dunia I segera mempersiapkan diri untuk menghadapi perang yang mungkin terjadi yang lebih dahsyat dari perang yang sebelumnya.
Politik revanche idea (semangat membalas) terus dikembangkan dan dihembuskan oleh negara- negara kalah dalam Perang Dunia I. Selain itu munculnya negara fasis (totaliter), seperti Jerman, Italia, dan Jepang merupakan salah satu penyebab meletusnya perang Dunia II. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa Perang Dunia II merupakan kelanjutan dari Perang Dunia I.
Pada hakikatnya, latar belakang Perang Dunia II sama dengan Perang Dunia I, yakni terbagi atas sebab umum dan sebab khusus. Sebab umum melatarbelakangi politik dunia pasca Perang Dunia I.
  1. Sebab Umum
  1. Kegagalan Liga Bangsa- Bangsa (LBB)
LBB yang diharapkan dapat menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan perdamaian dunia, ternyata tidak menjalankan peranannya dengan baik. Seperti pada tahun 1935, ketika Italia melakukan agresi itu. Oleh karena itu, dalam waktu satu tahun Italia dapat menguasai Ethiopia.
  1. Perlombaan Senjata
Industri angkatan perang berkembang dengan pesat karena mendapat dukungan dari keuangan Negara. Sebagian besar anggaran belanja Negara ditujukan untuk bidang industry agar dapat membangun kembali industry yang telah hancur pada masa Perang Dunia I.
Tiap- tiap Negara berusaha saling mengungguli lawan- lawan mereka dengan memperlengkapi persenjataannya. Curiga- mencurigai diantara sesame Negara Eropa sering muncul sehingga menyebabkan masing- masing Negara mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkianan adanya serangan dari Negara- Negara lain atau untuk menyerang Negara lain.
  1. Persekutuan dan Pertentangan Paham
Berkembangnya berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan Negara- Negara Eropa membentuk persekutuan- persekutuan berdasarkan kepentingan ideology yang berkembang di Negara masing- masing.
Menjelang Perang Dunia II, terdapat tiga paham yang saling bertentangan, yaitu paham Komunis yang dipimpin Rusia (Blok Komunis), paham Fasis yang totaliter dipimpin Jerman dan Italia (Blok Fasis), serta paham Demokrasi dan Liberalisme yang dipimpin Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis (Blok Demokrasi).
Terjadinya Blok- blok ini sebagai akibat dari timbulnya politik mencari kawan yang sepaham dan seperjuangan (aliansi). Dari sinilah, mulai timbul saling mencurigai antara satu Negara (besar ) dan Negara (besar) lainnya. Dunia Barat, termasuk Italia dan Jerman mulai mencurigai Komunisme Rusia. Selanjutnya, Rusia dan sekutunya mencurigai gerakan Fasisme di Italia dan Nazisme yang berkembang pesat di Jerman. Ketegangan di antara Negara-negara tersebut mulai menghangat dan ,masing-masing pihak memperkuat dan mencari dukungan dari Negara lain.
  1. Sebab Khusus
Sebab khusus yang memicu meletusnya perang dunia II adalah serangan jerman atas polandia pada 1 september  1939. Serangan yang dilancarkan jerman telah mengawali pertempuran dunia di front Eropa. Sedangkan sebab khusus yang mengawali perang dunia II di kawasan Asia pasifik adalah pemboman pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di pearl Harbour, Hawaii oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Pemboman ini telah mengawali berkobarnya  perang pasifik atau perang asia Timur Raya.
2.3 Jalannya Perang Dunia II
Setelah Jerman melancarkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939, tiga hari kemudian, 3 September 1939 Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Maka, dimulailah Perang Dunia II antara Blok Axis (poros) yang dipimpin Jerman dengan Blok Sekutu yang dipimpin Inggris, dengan politik lebensraum, pada 9 April 1940 tentara Jerman dalam waktu singkat melakukan serangan secara besar- besaran ke wilayah utara dan berhasil menduduki Denmark dan Norwegia. Pada 10 Mei 1941, pasukan Jerman melakukan serangan pula ke wilayah barat, yaitu ke negeri Luxemburg, Belanda, Belgia dan selanjutnya mengancam Prancis.
Pada 10 Juli 1940, Italia terjun ke kancah peperangan dengan memihak Jerman. Akhirnya dengan gempuran- gempuran yang sangat dahsyat dari Jerman dan Italia selama 12 hari, Prancis dapat ditaklukan pada 22 Juni 1940. Selanjutnya Jerman mencoba untuk menguasai Inggris. Namun serangan- serangan Jerman, baik angkatan udara maupun darat dapat dipatahkan oleh pasukan Inggris di bawah pimpinan Perdana Menteri Winston Churchill. Jerman dan Italia kemudian menduduki daerah Balkan dan mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia di bawah pimpinan Josep Broz Tito.
Pada 22 Juni 1941, Jerman memulai serangan- serangan kearah timur, yaitu Rusia. Serangan- serangan tersebut berhasil dengan gemilang sehingga negara- negara Sekutu dalam posisi bertahan. Namun pada musim dingin 1944, pasukan Rusia dapat memukul mundur pasukan Jerman dengan menerobos jauh kea rah Polandia, Rumania, Yugoslavia, Hongaria sehingga dapat mengusir pasukan Jerman dari daerah Balkan.
Di Pasifik, Jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan melakukan pemboman terhadap pangkalan militer Amerika di Pearl Harbour, Hawaii pada 7 Desember 1941. Keesokan harinya, Amerika menyatakan perang dengan Jepang dan negara poros lainnya. Dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil merebut koloni Inggris di Malaya dan Burma, koloni Amerika di Filipina, koloni Belanda di Indonesia, dan sejumlah pulau di pasifik. Untuk membalas serangan Jepang, Sekutu menyusun strategi dengan melakukan taktik “loncat katak” (jumping frog). Strategi ini dipimpin oleh Jenderal Douglas MacArthur dan Laksamana Chester Nimitt.
Pada 7 Mei 1942, sekutu berhasil menghancurkan tentara Jepang di laut Karang dekat Papua. Setelah itu, pada 1945, Sekutu berhasil merebut Filipina dan Indocina. Tentara Jepang akhirnya menyerah pada sekutu pada 15 Agustus 1945 setelah sebelumnya Hiroshima dan Nagasaki dibom atom pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Sebelumnya, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Montgomery pada 23 Oktober 1942 mendapat kemenangan dalam Perang El- Alamein di Afrika Utara. Disusul oleh kemenangan Amerika di Aljazair, Inggris- Amerika di sisilia dan Italia Utara. Adapun, di Italia serangan Sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan Jerman. Namun, pada 3 September 1943 Italia akhirnya dapat ditaklukkan.
Pada 6 Juni 1944, Jenderal Eisenhower memimpin pasukan Sekutu untuk menyerang Jerman yang menguasai Prancis di Norwegia, Normandia, dan Prancis Selatan. Serangan- serangan itu berhasil dilancarkan dengan direbutnya Prancis pada 24 September 1944.
Pada awal 1945, pasukan Sekutu melancarkan serangan langsung ke wilayah Jerman dan berhasil menduduki kota Berlin. Pasukan Jerman terdesak. Pada 7 Mei 1945, Jerman akhirnya menyerah kepada Sekutu. Dengan menyerahnya Jerman dan Jepang kepada Sekutu, berakhirnya Perang Dunia II terulang kembali oleh Jerman dan Italia.
Akhir dari Perang Dunia II ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Potsdam antara Jerman dan Sekutu pada 17 Juli- 2 Agustus 1945 dan Perjanjian San Fransisco pada 8 September 1951 antara Jepang dan Sekutu. Pihak yang kalah perang diharuskan ganti rugi perang, pembagian wilayah, pembagian daerah- daerah yang direbut pada masa perang. Selain itu, mereka yang bertindak sebagai otak Perang Dunia II dinyatakan sebagai penjahat perang dan diadili di depan Mahkamah Internasional. (Djaja, 2012: 190- 199).

2.4  Perjanjian dan Konferensi Perdamaian selama Perang Dunia II
  1. Perjanjian Postdam
Perjanjian Postdam tanggal 2 Agustus 1945 antara Jerman dengan Sekutu, dihadiri oleh Thurman, Stalin, Attlee, melahirkan keputusan- keputusan antara lain :
  • Jerman dibagi atas empat daerah pendudukan yaitu Jerman Timur oleh Rusia dan Jerman Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis. Begitu pula kota Berlin yang terletak di tengah- tengah daerah pendudukan Rusia atas empat yaitu Berlin Timur oleh Rusia dan Berlin Barat oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis.
  • Danzig dan daerah Jerman bagian Timur sungai Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia.
  • Demiliterisasi Jerman.
  • Penjahat perang harus dihukum.
  • Jerman harus membayar ganti rugi perang.
  1. Perjanjian perdamaian Sekutu dengan Jepang (1945 di Jepang)
Melahirkan keputusan- keputusan antara lain :
  • Kepulauan Jepang diberikan kepada tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
  • Kepulauan Kurilae dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia, Mancuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina, kepulauan- kepulauan Jepang di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat, Korea akan dimerdekakan dan sementara diduduki Amerika Serikat (di bagian Selatan) dan Rusia ( di Utara).
  1. Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Italia (1945 di Paris)
Melahirkan keputusan- keputusan antara lain :
  • Daerah Italia diperkecil.
  • Trist menjadi negara merdeka dibawah PBB.
  • Abessynia dan Albania dimerdekakan kembali.
  • Semua jajahan di Afrika Utara diambil oleh Inggris.
  • Italia harus membayar kerugian perang.
  1. Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Austria (1945 di Austria)
Melahirkan keputusan- keputusan antara lain :
  • Kota Wina dibagi atas 4 daerah pendudukan di bawah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Rusia.
  • Syarat- syarat lain belum dapat ditentukan pada saat itu karena keempat negara tersebut belum dapat mengadakan persetujuan.
  1. Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Bulgaria, Rumania, dan Finlandia
Perjanjian ini ditentukan di Paris tahun 1941 melahirkan keputusan- keputusan diantaranya :
  • Masing- masing daerah tersebut diperkecil.
  • Masing- masing daerah harus membayar ganti rugi perang.
Sedangkan konferensi- konferensi yang diadakan selama Perang Dunia II baik mengenai siasat perang maupun perdamaian antara lain :
  1. Konferensi Atlantik
Konferensi ini berlangsung pada 14 Agustus 1941 antara FD Roosvelt dan Wilson Churcil yang melahirkan Atlantik Charter.

  1. Konferensi Casablanca
Konferensi ini berlangsung pada bulan Januari 1943 antara FD Roosvelt dan Wilson Churcil yang merencanakan penyerbuan, tentara Sekutu masuk di Eropa untuk memaksa tentara Amerika Serikat.
  1. Konferensi Moscow
Konferensi ini berlangsung pada bulan Oktober 1943 antara menteri- menteri luar negeri Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris yang menyatakan bahwa segera dibentuk organisasi internasional yang menjamin perdamaian.
  1. Konferensi Kairo
Konferensi ini berlangsung pada bulan November 1943 antara Roosvelt, Churcil, dan Chiang Kaishek yang menyatakan bahwa mereka akan terus bertempur sampai Jepang menyerah tanpa syarat.
  1. Konferensi Teheran
Konferensi ini berlangsung pada bulan Desember 1943 antara Stalin, Roosvelt, dan Churcil yang menyatakan bahwa keputusan konferensi Kairo diterima baik oleh Stalin dan kerjasama Amerika Serikat, Inggris dan Rusia akan berlangsung meskipun perang telah berakhir.
  1. Konferensi Yalta
Konferensi ini berlangsung pada bulan Februari 1945 antara Stalin, Roosvelt, dan Churcil yang menyatakan bahwa :
  • Mereka telah merencanakan penyerahan Jerman yang tidak bersyarat.
  • Mereka akan membentuk organisasi internasional untuk menjamin perdamaian dan keamanan dunia.

  • Pada tangggal 25 April 1945 akan diadakan United Nations Conference di San Fransisco. (Ahyani, 2006: 78- 80).
  1. Perjanjian San Fransisco
Perjanjian Perdamaian Sekutu dengan Jepang (San Francisco Peace Treaty) atau lebih dikenal sebagai Perjanjian San Francisco (Treaty of San Francisco) antara Sekutu dan Jepang secara resmi ditanda tangani oleh 49 negara, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Belanda, Belgia, Bolivia, Brasil, Chili, Ekuador, El Salvador, Ethiopia, Filipina, Guatemala, Haiti, Honduras, Indonesia, Irak, Iran, Kamboja, Kanada, Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Laos, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko, Mesir, Nikaragua, Norwegia, Pakistan, Panama, Perancis, Peru, Republik Dominika, Selandia Baru, Sri Lanka, Suriah, Turki, Uruguay, Venezuela, Vietnam, Yunani, dan Jepang pada 8 September 1951 di San Francisco, California. Perjanjian ini berlaku efektif mulai 28 April 1952. Isi perjanjian San Fransisco, yaitu:
  • Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat
  • Daerah yang dikuasai Jepang dikembalikan ke pemilknya
  • Penjahat perang akan dihukum
  • Jepang harus membayar ganti rugi perang
Perjanjian San Francisco secara resmi mengakhiri Perang Dunia II, dan mengakhiri secara resmi kedudukan Jepang sebagai kekuatan imperialis, dan mengalokasikan kompensasi untuk warga sipil Sekutu dan mantan tawanan perang yang menderita kejahatan perang Jepang. Perjanjian ini sebagian besar didasarkan pada Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia. (http://yhozie-punsil.blogspot.com/2010/04/pengertian-negara.html) di akses 24 Februari 2014.

2.5 Dampak dari Perang Dunia II
Perang Dunia II merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi selama ini. Perang ini menelan korban yang sangat besar, yakni sekitar 40 juta orang. Perang ini juga membawa akibat besar bagi dunia terutama terjadi perubahan- perubahan di bidang ekonomi, politik dan sosial.
  1. Bidang Politik
Munculnya dua kekuatan besar dunia (adikuasa atau super power), yakni Amerika Serikat dengan ideologi liberalisme, dan Uni Soviet dengan ideologi komunisme. Terjadi persaingan di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat munculnya Perang Dingin (cold war). Namun Perang Dingin ini sudah pudar bahkan berakhir setelah Uni Soviet terpecah pada 1991 menjadi Commonwealth of Independent State (CIS).
Pada masa Perang Dingin ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara- negara sepaham untuk membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty Organization (NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara- negara Eropa Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah fakta warsawa, yaitu pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur. Munculnya negara- negara merdeka di Asia, seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan, dan Srilanka.
  1. Bidang Ekonomi
Setelah Perang Dunia II berakhir, perekonomian dunia mengalami kekacauan sehingga Amerika Serikat ketakutan pihak komunis akan mempengaruhi negara- negara yang sedang kesulitan. Untuk itu, Amerika Serikat memberikan bantuan (kredit) bagi negara- negara Eropa yang hancur akibat Perang Dunia II. Akibatnya paham komunis dapat dibendung diwilayah Eropa Barat. Selain itu, negara Jerman dan Jepang muncul sebagai negara industry besar setelah mendapat bantuan dari Amerika Serikat.


  1. Bidang Sosial
Munculnya keinginan yang kuat dari sebagian besar negara di dunia menciptakan perdamaian abadi. Dari tekad inilah muncul lembaga internasional yang berwibawa dalam melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Adapun para pelopor pendiri PBB ialah Franklin Delano Roosevelt (Amerika), Winston Churchill (Inggris), dan Josef Stalin (Uni Soviet). (Djaja, 2012: 199- 201).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar